"Furthermore, Efek Rumah Kaca never failed to pack an astonishing themes in their lyrical context"
-www.mellonzine.com-

Efek Rumah Kaca
Genre: Pop
Based in: Jakarta, Indonesia
Label: Aksara Records
Year: 2008
Rate: 8/10
MySpace







Kamar Gelap adalah album kedua yang sudah sangat ditunggu-tunggu dari band pop fenomenal Efek Rumah Kaca, yang album pertamanya mengundang banyak perhatian di kancah permusikkan Indonesia. Dengan album debut yang begitu menghantam keseragaman arus musik pop Indonesia, melalui liriknya yang begitu lugas dalam tema yang tidak lazim (kematian Munir, cinta sesame jenis, sindiran kepada tema lagu cinta, dsb), album kedua Efek Rumah Kaca tentu akan diantisipasi oleh penikmat musik Indonesia. Beberapa lagu dari album Kamar Gelap memang sudah beberapa kali ditampilkan dalam pertunjukkan live Efek Rumah Kaca, namun versi rekaman yang kali ini dibawah bendera Aksara Records tentu saja menghadirkan rasa penasaran tersendiri.

Nuansa gelap, dingin dan cenderung depresif masih bisa ditemukan pada album Kamar Gelap, seperti sebelumnya kita dapatkan di album perdana ERK. Tubuhmu Membiru… Tragis, Lagu Kesepian dan Kamar Gelap menjadi representasi nuansa tersebut. Menariknya, ERK berani tampil lebih ramai, berisi dan distortif pada album ini, sehingga menjadikan rock sebagai salah satu unsur pada album ini. Coba dengar Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa, Mosi Tidak Percaya dan Banyak Asap Disana. Track-track lain tampil dengan musik yang lebih ringan, bertempo sedang, dan catchy.

Single pertama dari album ini, Kenakalan Remaja di Era Informatika, langsung menjadi track unggulan bagi saya. ERK berhasil mengemas sajian musik yang nakal, menggelitik dengan isian lirik yang lugas dan langsung pada target: remaja pelaku rekaman video porno via ponsel. Tubuhmu Membiru… Tragis, yang pada awalnya saya pikir adalah tentang melompat bunuh diri dari tempat yang tinggi (padahal ternyata tentang pecandu narkoba) berhasil menghadirkan musik yang sederhana namun menancap kuat di memori, dan lirik yang interpretatif. Riff gitar Mosi Tidak Percaya membuat saya teringat akan Nirvana dan gerakan grunge disekitar mereka, sederhana nan menghantam. Dengan isian lirik dan nyanyian yang emosional, kontekstual dengan akan diadakannya pemilu pada 2009, berteriaklah ketika menyanyikan verse lagu ini: “Ini masalah kuasa / Alibimu berharga / Kalau kami tak percaya / Lantas kau mau apa? / Kamu tak berubah / Selalu mencari celah / Lalu semakin parah / Tak ada jalan tengah / Jelas kalau kami marah / Kamu dipercaya susah / Pantas kalau kami resah / Sebab argumenmu payah”. This is rebel! Then, “oi..oi..oi” and hand clap in the end, made this song a punk one!

Sayang secara keseluruhan album, ERK gagal menampilkan sebuah konsep tertentu. Rangkaian lagu-demi lagu seakan berasal dari playlist random saja, tidak dalam satu koridor musik maupun tema yang segaris. Beberapa lagu juga terdengar ‘biasa saja’ walaupun dengan tema dan maksud yang oke. Seperti Hujan Jangan Marah, Jangan Bakar Buku, Kamar Gelap dan Lagu Kesepian. Jangan Bakar Buku terasa terlalu sakral, Hujan Jangan Marah sebuah doa yang berlagu, tidak setiap saat kita bisa menikmati lagu seperti ini, Kamar Gelap murni menceritakan proses fotografi namun kenapa harus dengan balutan musik yang lamban? Dan terdengar seolah proses fotografi begitu kultusnya. Lagu Kesepian, sukses mencitrakan suasana kesepian, namun lagi-lagi kurang enjoyable. Lagu-lagu ERK yang lebih powerful malah lebih menarik disimak, seperti Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa dan Banyak Asap Disana. Laki-Laki Pemalu bisa menjadi lagu yang istimewa dengan ketukan jazzy ringan-nya. Mungkin ekspektasi untuk album kedua setelah suksesnya album pertama memang selalu menjadi lebih tinggi, sedangkan ERK tentu memiliki direksi musikal mereka sendiri. Bagaimanapun juga, masih, salut untuk ERK!
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kamar Gelap is awaited second album by phenomenal pop act, Efek Rumah Kaca, whose first album attracts much attention in Indonesian music. With their debut album, that hit the common pop-stream act in Indonesia, with their direct and unusual lyrical theme (Dead of Munir –Indonesian human right activist-, love at same gender, a sarcasm toward love-theme song that’s so common in Indonesia lately), second album by ERK absolutely will be anticipated by Indonesian music audiences. Several songs in this album already showed in ERK shows lately, but this record version, that’s under Akasara records, surely present its own curiosity.

A dark, cold and depressive ambient still can be found in this album, just like we found it in their first album. Tubuhmu Membiru… Tragis, Lagu Kesepian and Kamar Gelap are the representative of this ambient. Excitingly, ERK tend to be more noisy, dense and distortive in this album, make rock take some part in this album. Listen to Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa, Mosi Tidak Percaya and Banyak Asap Disana. Some other tracks show up a bit more light-weighted, mid-tempo and catchy.

The first single from this album, Kenakalan Remaja di Era Informatika, shortly become my favorite. ERK successfully pack a rascal and tickling music, with a direct lyrical content, straight to the target: teenage who did record porn video in their mobile phone. Tubuhmu, Membiru… Tragis, that I was thought it as a suicidal jump from some high place (whereas that’s all about a junkie) successfully showed a simple music but strongly stuck in mind, and an interpretative lyric. Guitar riff of Mosi Tidak Percaya remind me of Nirvana and so-called grunge movement around them, simple but punchy. With lyrical content that emotional, contextual with general election to be held in 2009 at Indonesia, shout out loud when you sing this song! This is rebel! Then, “oi..oi..oi” and hand clap in the end, made this song a punk one!

But unfortunately, as a whole package music as an album, ERK failed to showing certain concept. Series of songs looks like played from randomly playlist, not under a line both musically and thematically. Some song also seems mediocre, instead the theme and direction of the song is great. Such as Hujan Jangan Marah, Jangan Bakar Buku, Kamar Gelap and Lagu Kesepian. Jangan Bakar Buku felt too sacred, Hujan Jangan Marah, a singing pray, we couldn’t enjoy this kind of song anytime we want to, Kamar Gelap is pure about photography process, but why slow music? Just felt too cult. Lagu kesepian successfully presents a loneliness just like its title, but again not very enjoyable. Some other songs that are more powerful are slightly better to enjoy, such as Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa, Ballerina and Banyak Asap Disana. Laki-Laki Pemalu could be a special song with its light jazzy tune. Expectation on sophomore, after the success of first album, might be always too high, besides, ERK surely had their own musical direction. Furthermore, ERK never failed to pack an astonishing themes in their lyrical context. However, still, salute for ERK!


Tracklist

01. Tubuhmu Membiru.. Tragis
02. Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa
03. Mosi Tidak Percaya
04. Lagu Kesepian
05. Hujan Jangan Marah
06. Kenakalan Remaja di Era Informatika
07. Menjadi Indonesia
08. Kamar Gelap
09. Jangan Bakar Buku
10. Banyak Asap di Sana
11. Laki-laki Pemalu
12. Balerina

*Review by: Jay
*Translate by: Jay

"Wai Rejected menjadi satu-satunya wakil regional Surabaya di kompilasi LA Lights Indiefest 2008"



Terbuktilah betapa signifikannya hasil polling yang murni, damai, tentram, demokratis, terbuka, jujur, umum yang masih terpampang, yang telah berjalan beberapa bulan yang lalu. Bahwa pada hasil polling tersebut, tersebutkan yang di favoritkan lolos LA Light Indiefest 2008 dari regional Surabaya adalah WAI REJECTED. Dan hasilnya memang benarlah bahwa satu-satunya wakil dari regional Surabaya adalah WAI REJECTED! Selamat untuk WAI REJECTED!

Menyusul apa yang sudah terjadi pada VOX, LOVELY TEA dan THE MORNING AFTER, kali ini WAI REJECTED membuka peluang dan jalan yang lebar bagi mereka untuk menuju entah kemana mereka mau menuju. The festival is nothing then, the music matters! So, we’ll see what would happen with the music brought by WAI REJECTED in the future time.

Mungkin kamu belum pernah dengar sama sekali tentang WAI REJECTED? Profil singkatnya adalah, WAI REJECTED tebentuk pada akhir tahun 2006, dan pada awalnya sering memainkan lagu dari band-band indie/garage rock macam Arctic Monkey, Franz Ferdinand dan The Strokes. Terbentuk di kota Malang, namun personil yang asli Malang hanya seorang, yaitu Kadi (gitar). Sisanya, Ody (vokal), Eka (gitar), Edo (bass), Dhika (drum) berasal dari Pontianak, yang sedang merantau ke Malang. Untuk mengenal WAI REJECTED lebih jauh, langsung saja main ke page MySpace WAI REJECTED, klik disini. Last, congratulation for WAI REJECTED, and remember the festival is nothing, the music matters!
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wai Rejected. Pose.

So, it’s proven now, the poll result that’s pure, peaceful, quiet, democratic, openly, honest, public and still pinned at the front page, and had been run since months ago. Then according to the poll result, the most favorite from Surabaya regional to go through the LA Lights Indiefest 2008 compilation are WAI REJECTED. And the fact is exactly WAI REJECTED are the one and only band from Surabaya regional, to go through LA Lights Indiefest 2008 compilation! Congratulation for WAI REJECTED!

Following the trail of VOX, LOVELY TEA and THE MORNING AFTER, now WAI REJECTED open the chance and the way for them to going further, don’t know where they want to go. The festival is nothing then, the music matters! So, we’ll see what would happen with the music brought by WAI REJECTED in the future time.

You might be have no clue about WAI REJECTED? Here is their short profile, WAI REJECTED was formed in the end of 2006, in the beginning, they like to play songs from indie/garage rock band, such as Arctic Monkey, Franz Ferdinand and the Strokes. Formed in Malang, Indonesia, but personals from Malang is only Kadi (guitar), the rest, Ody (vocal), Eka (guitar), Edo (bass), and Dhika (drum) were come from Pontianak. To get more intimate with WAI REJECTED, go straight to their MySpace page, click here. Last, congratulation for WAI REJECTED, and remember the festival is nothing, the music matters!

*Written and translated by: Jay
*Photo: Wai Rejected's MySpace
*Wai Rejected MySpace: http://www.myspace.com/wairejectedmusic