Hi Mom! (left to right) : K, Mery, Drain, So hard so suck

Hi Mom! adalah harapan baru yang muncul dari scene musik di Surabaya. Namanya mulai mencuat diperbincangkan selepas demo Turning Point dibagi-bagikan secara terbatas kepada teman-teman dan beberapa media Surabaya. Dan semakin banyak dibicarakan ketika mereka mulai sering berpanggung, dan menampilkan performa live yang sangat menarik untuk disimak, dengan gloomy rock-alternative nya. Mereka memulai perjalanan musikalnya dari Mew katanya, dan sekarang mulai menapaki karakter musikal mereka sendiri, sembari menyebarkan pesan untuk lingkungan dan bumi yang lebih baik. Inilah K (vokal, gitar), So hard so suck (drum), Drain (gitar) dan Mery (bas), untuk Mellon Zine di pojokkan jalan di malam hari. Tepatnya sehabis sebuah show di sebuah kampus, dimana lapisan snare drum baru saja dibuat jebol oleh mereka. Haha.. Here is Hi Mom!

Gimana cerita pertama terbentuknya Hi Mom!?
Awalnya So hard so suck (So) sama Drain pingin nge-band, terus kita nyari vokalis, ganti-ganti lah kita udah nyoba Fadli, Once, udah pada nolak semua. hahahaha. akhirnya ketemu sama K, temen lama sih, tapi yang aku tau dia emang salah satu vokalis paling oke. akhirnya saya ajak, beliau bersedia, terus kita nyari lagi, nyari bassis. Udah nyoba Tetsu, Flea, pada gak mau juga. Terus akhirnya ketemu Mery, yang ternyata punya bakat luar biasa bagi kita. akhirnya ya terbentuklah Hi Mom! setelah menemukan Mery.

Kenapa namanya Hi Mom!?
K : Pertama kita bikin list nama-nama banyak, ada panglima sudirman lah apa lah, macem-macem, nah waktu itu ibuku lagi sakit, dipikir-pikir kenapa kok ga bikin sesuatu yang di dedikasikan buat ibu. akhirnya muncul Hi Mom! pertama So ga setuju sama nama itu,

Kenapa ga setuju?
So : Feeling aja, saya ga setuju
K : Ternyata belakangan emang ada nama band lain yang sama. Tapi akhirnya ya dipake nama Hi Mom!

Apa proyek terbaru Hi Mom! ? Album? Rekaman?
Mulai rekaman lagi, yang kemarin-kemarin di take ulang lagi. maunya sih ngerjain single terus dirilis.

Sebelumnya udah pernah ngeluarin single?
Ya itu kemarin demo Turning Point itu diputer di radio juga. sebenarnya kita juga ga berharap itu diputer di radio soalnya kan kualitasnya jelek. Kita tadinya cuman mau nyebar-nyebarin aja biar ada yang tau hi Mom. Ternyata diputer juga. Jadinya kan njomplang sama sound band-band lainnya, levelnya kurang. sebenarnya seneng sih lagunya diputer, tapi belum layak aja sebenarnya kualitas rekamannya.

Band atau musisi yang menurut kalian serupa atau mirip-mirip sama Hi Mom! apa?
So : Sebenarnya ga mirip-mirip banget, cuman aku merasa aja band ini seperti Hi Mom!, yaitu Vincent Vega, dan The Morning After. walaupun kalo didengerin lagunya beda, tapi ga tau saya kok merasa mirip.

Kebanyakan lirik kalian cerita soal apa?
K : Banyak. Sebagian besar tentang lingkungan, cinta yang dibelokkan, dilihat dari angle yang berbeda. kalo di analogikan sama social, alam itu masih bisa nyambung. kebanyakan juga dari protes tentang lingkungan hidup tapi yang ringan banget kita ga pingin menggurui juga, cuma mengingatkan.

Lick the TV sebenarnya cerita tentang apa sih? judulnya aneh….haha
K : Tentang betapa kita terbudakkan oleh TV. Jadi kita selalu melihat tv meniru tv akhirnya kita seperti menjilat tv. seperti itulah

Kenapa sekarang pake TV sebagai salah satu property panggung?
Awalnya kita pingin ada TV di panggung yang gambarnya kaya “semut” itu. Jadi ketika melihat Hi Mom!, jadi kaya melihat TV ber-semut itu, terpaku. Jadi kita ga berharap yang nonton Hi Mom! yang goyang, moshing, gitu enggak. udah cukup terhipnotis sama permainan kita aja. Aplaus juga ga berharap terlalu banyak. ketika orang lihat bisa menikmati ya udah. Selain itu Imaging hi mom juga, karakter. kita pake 2 tv, satunya untuk visual yang lain, satunya ya semut tadi.

Kenapa Hi Mom! kok begitu concern sama lingkungan?
Kalo kita hanya bermain musik tanpa ada arti khusus, percuma. Kalo kita lihat acara musik terus selesai udah, ga dapet apa-apa, cuma musiknya aja. Ketika ada pesan yang disampaikan, harapannya ada yang tergugah disitu. Inginnya seperti itu

Berarti kalian percaya kalo musik bisa mengubah dunia?
Sangat sangat percaya. For sure.

Mana yang menurut kalian lebih penting dan esensial, sering manggung atau bikin rilisan? Kenapa?
Saling menunjang sih… Keduanya penting. tapi kalo menurutku rilisan, setelah itu bonusnya manggung. Untuk bisa punya rilisan ya harus bikin lagu dulu. jadi karya dulu, baru rilis baru panggung.

Menurut saya, Band Surabaya seharusnya lebih berani bikin rilisan dengan kualitas yang bertanggung jawab. Menurut kalian?
Kurang berani apa kurang modal itu? hahaha..

Misal dibanding kota lain kan disini kurang produktif juga…
So : Surabaya terlalu luas sih, komunitasnya cenderung mencar. Masih ada sikut-sikutan. kalo kota lain bisa lebih support.
Lauretha : Dan itulah gunanya Mederline. saling support satu sama lain. karena disini kita pake azas kekeluargaan, kita bantu-bantu The Nobodies, Kick Larry, Papa Onta… (Mederline adalah sebuah management project, tempat Hi Mom! dkk bernaung, cek Myspace-nya disini)

Yang mana yang paling sesuai dengan Hi Mom!, band yang suka memandu penonton untuk bertepuk tangan dan menyuruh penonton ikut menyanyi, atau band yang cenderung menikmati permainan sendiri di panggung? Kenapa?
Enjoy dulu. Karena kalo kita ga enjoy penonton pasti juga enggak. tepukan penonton tuh bonus buat aku. Ga harus

K menjadi featured vocal di salah satu lagunya Vox, Hi Mom! sendiri apakah akan ada featuring ke depannya, kalo iya dengan siapa? atau pinginnya sama siapa?
Ada sih, salah satunya vega vox, temenku, Karjo dia bikin trip hop gitulah. Terus ini yang jual arumanis itu pake alat apa itu ya… Vintage Biola hahaha. Monostring…. Amir Smellstreet juga, Lala The Karyawan udah pernah.

Beberapa band (Koil, Naif) udah rilis album yang digratiskan. Apa pendapat kalian tentang hal tersebut? Apa kalian akan mungkin menggratiskan album juga? Langkah putus asa? Inovasi?
Inovasi ya enggak, karena sebelumnya udah pernah ada. sebenarnya karena mereka udah punya duit dan udah punya nama. Dapat duit dari manggung. Kalo kita sih masih ga bisa seperti itu. Tapi mau gak mau, kalo kita rilis single, pasti kita bolehin dibajak. Sebenarnya kita butuh duitnya, tapi karena kita hidup di indo ya susah. Kita juga ga rely on band untuk menghidupi diri, tapi kita yang menghidupi band kita.

Dilihat dari Myspace-nya Hi Mom! udah ada merchandise nih, bisa didapet dimana sih?
Bisa pesen di contact person Fitterhappier (031 60221504) atau Lauretha (0856 45157766). Limited edition, siapa cepat dia dapat, tiap edisi pasti ada yang special. Sekarang kita ada pin, stiker dan mini cd untuk 5 pembeli pertama.

Siapa band sepermainan kalian yang menurut kalian bagus, dan orang-orang harus mendengarkan lagu mereka?
K : Sebenarnya aku pingin bilang Sheila on 7 tapi ga sepermainan. Ya Vox, The Morning After, The Karyawan, Smell Street, The Nobodies, Ok Karaoke, Friday, The Illusion.

Seberapa jauh internet bisa membantu kalian membangun Hi Mom!?
Sangat sangat jauh membantu. internet adaah media publikasi yang murah, worldwide dan bisa bangun jaringan juga.

Apa yang diperlukan scene musik Surabaya agar bisa lebih maju?
So : Kerja sama. support each other. yang sudah berhasil membantu yang belum. batasan berhasil ya tau sendirilah..

Siapa contoh yang udah berhasil?
So : Blingsatan, NES, Devadata, Vox, Friday, kalo bisa saling membantu jadi regenerasi Surabaya kan ga mandek.

Kenapa orang harus mendengarkan Hi Mom!?
Kalo kita bilang Hi Mom! berbeda, kan klise banget ya. kita ga memaksa orang mendengarkan sih, cuman kita mau berbagi aja tentang musik kita. Karena Hi Mom! punya misi diluar musik juga, kita punya message untuk semua penduduk bumi. kita sudah going concern kenapa kalian tidak. Bukan bermaksud menggurui, atau mengkhotbahi tapi paling nggak bisa jadi menginspirasi. Jadi orang melihat kita concern sama sesuatu hal, harapannya yang melihat bisa berpikir juga untuk ikut concern.

Alfan : Kenapa tiap manggung selalu ada televisi?
Wes mari ccoookk… huahahahahaha kon nangdi ae ket mau…

Udah punya pacar semua?
Mery : Katanya si vokalis banyak digandrungi para lelaki. hahahahaha… jadi dia tuh banyak fans anak sma cowok cowok gitu, minta tanda tangan. hahahahaha…

Apakah orientasimu sudah berubah?
K : gak blass!!! (gak sama sekali!!!)

Kenapa kalian merekrut Mery?
Karena cewek. Kita mau menyampaikan kesetaraan gender, bahwa cewek juga bisa rockin. Akhirnya kita tanya ke teman-teman, ada cewek bisa main gitar apa enggak? Akhirnya kita ketemu Mery, Dia mau main bas, mau belajar yaudah. Akhirnya kita ngajarin Mery juga, pelan pelan banget. paling gak dia udah punya bakat, temponya konstan. Awalnya kita sempat stuck karena skillnya Mery gak berkembang, Sempat menghakimi Mery, dan sempat cari bassis baru juga, gak taunya pas nyoba lagi, kemampuan Mery udah banyak berkembang.

Berarti titik nadir juga ya waktu stuck itu..?
Sebenarnya iya. Sumpek juga waktu itu. Mery gak berkembang, ga bisa ngikutin permainan kita, padahal kita udah suruh latian seminggu 2 kali. Bas nya Mery itu kan basnya Drain, udah dia relain untuk di bawa Mery. Jadi sebenarnya Mery itu baru aja masuk ke dunia seperti ini. Waktu itu masih jaman jaman Matta band, dia suka senandung “kamu ketauan”, jadi kita melihat bahwa Mery sepertinya butuh banyak referensi. Akhirnya ada Placebo, Smashing Pumpkins yang dia bisa terima, ya udah enak. Pertama kali manggung, kostumnya Mery tuh udah, wah ancurlah, gilo kamu ngeliatnya mungkin. Sekarang idola laki-laki nih si Mery. Metamorfosa.

Okay, apa ekspektasi ke depan kalian tentang Hi Mom!?
Bisa diterima secara luas, dan semoga Hi Mom! semakin baik dari hari ke hari.

Thanks Hi Mom!
Sukses buat Mellon, kami dukung Mellon...

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hi mom is the new hope that is popping from Surabaya music scene. It’s name start to rose and being talked since they gave away their Turning Point demo, to their friends and some local media. And being talked more after their recent gigs, that’s showing exciting live performance, with their gloomy rock-alternative approach. They begin their musical journey with Mew, and start to step in their own musical way now, while spreading messages for better environment earth. Here is K (vokal, gitar), So hard so suck (drum), Drain (gitar) dan Mery (bas), for Mellon Zine in the corner of the street at the midnight. Just right after their show in a college, where their drummer just broke a snare drum. Haha.. Here is Hi Mom!

How was Hi Mom! formed in the beginning?
At the first time, So hard so suck (So) and Drain just want to jamming in a band, then we start to look for vocalist. Then we met K, an old friend, but I knew he is one of the best. Finally I ask him to join, and he agreed. And then we look for a bassist, we met Mery, that have such a great talent for us, finally here is Hi Mom! right after Mery join us.

Why the name is Hi Mom!?
K : We have a set of name-list for our band, several names, and at that time, my mom is in a deep sick, I thought why we not make something dedicated to mother. Hi Mom! is popping right there. At the first time, So wasn’t agreed with the name.

Why won’t you agree?
So : I don’t know, just my feeling
K : And, there is a band who has the same name before, we knew this lately. But we still use the name, indeed.

What is Hi Mom! recent project at this time? Album? Record?
We start recording again, re-take previous songs. We would work for a single then released it.

Are you ever released a single before?
The last Turning Point demo was played by radio. Actually we don’t expect that to be played on the radio, because it low quality, we just want to spread it out so peoples know us. But, it was played. It made the sound so distinct with other bands, the level is not match. Actually, we are happy that our songs are played. But, it just not ready with such low-quality recording.

Which bands or musicians that you think its music sounds-like Hi Mom!?
So : This is my personal thought, its not that similar, but I just feels that those band like Hi Mom!, it’s Vincent Vega and The Morning After. Instead is not that same if you listen and compare the songs, but I don’t know I just thought it’s has similarity.

Mostly, what are you telling about in your lyrics?
Many things. Mostly about environment, love that turned, sighted from different angle. You could connect it with social or natural theme. Some more is protests about natural environment, but not that advanced, we don’t want teach anybody, only remind them.

Lick the TV, what is this song tell about?
It’s about, how slave-like we are by the TV. We always watch TV, follow them then we just like lick the TV. Like that.

Why are you use TV as one of your stage property?
K : At the first time we want a TV at our stage that show you a noise picture (just like TV picture that don’t catch any signals). So when you see Hi Mom!, you are numb with that noisy TV. We don’t expect our audiences to dance, moshing, not like that. Just hypnotized by our performance it’s enough. We don’t expect too much applause too, it’s a bonus for me, if audiences could enjoy our performance, then it’s enough.
So : It’s a part of Hi Mom! imagery to. We brought 2 TVs, the one is for visualization, the other is for that noisy TV.

Why are you so concern with natural environment issue?
If we just play music without any meanings, it’s wasteful. If you come to a musical show, then that’s it, you wont get anything. Only its music. If you have messages to spread, we hope we could make others to concern too.

Then you believe that music could change the world?
Strongly believe! For sure.

Which one that you think is more important and essensial, set show often or make releases? Why?
It’s help each others… Both is important. But I think is releases, then the bonus is gigs. But, to have a release you must made songs. So, song came first, then release then show.

In my opinion, bands in Surabaya should have more courage to made releases with good quality. What do you think?
They have less courage or less money? hahaha..

Compared to other cities, Surabaya is less productive right?
So : Surabaya just too big, so the community is spread widely. Then there is less supportive here.
Lauretha : So, that’s Mederline for. Support each other. Because we use a family-hood here, we help many bands like The Nobodies, Kick Larry, Papa Onta…. (Mederline is a management project, with some bands including Hi Mom! as the artists check their Myspace here)

Which one is match with Hi Mom!, guide audiences to clap and tell them to sing, or band that tend to enjoy its own performance in stage? Why?
K : Enjoy our self come first. Because if not, audiences wouldn’t enjoy us. Audiences applause is a bonus for me.

K is being featured vocal in one of Vox's song, in the future, will Hi Mom! set its own featured player? If yes, with who?
There is some plan, one of it is Vega of Vox, then friends of mine, Karjo, he made trip Hop music. Amir of Smellstreet, Lala of The Karyawan.

Some bands (Koil, Naif) released an album for free. What do you thought of this step? Desperate step? Innovation?
That’s not an innovation, there is some bands did it before. Actually they have the money and fame before. So, they got income from gigs. We couldn’t make such step. But, if we released a single, its okay if you re-distribute it freely. Actually we need the money, but is hard, because we live in such country. We not rely on this band to make a living, we live our band.

I look on your Myspace, there is merchandises set to sell, where can we get it?
Lauretha : You could call the contact person. It’s limited edition. Now we have pins, stickers and mini CD for first 5 buyers.

How far internet could help you build Hi Mom!?
Very helpful. Internet is low-cost and worldwide publication media, we can make network too.

What is needed by Surabaya music scene to move forward?
So : Teamwork. Support each other. The one who is been succeed help the others. The succeed line, you know it.

Who have been succeed?
So : Blingsatan, NES, Devadata, Vox, Friday, could helps each others, so the regeneration in Surabaya is not stopping.

Why peoples must listen to Hi Mom!?
It would be very cliché if we said Hi Mom! is different. We don’t push peoples to listen to us, we just want to share our music to peoples. Otherwise, Hi Mom! have a mission beside its music, we have messages to earth citizens. We are going concern, why you not? Not mention to teach everybody, but at least we could be an inspiration. So peoples see that Hi Mom! is going concern about some issue, we expect peoples who see us could think the same way.

Alfan : why is there televisions on your stage?
It’s been asked before. hahahahahaha… where have you been?

Do you guys have spouse?
Mery : Somehow the vocalist is much liked by men. hahahahahaha… He has much fans, high-school kids- boys, ask for autograph. naaahahahahaha…

K, is your sex orientation have been changed?
K : Not at all!!!!

Why you guys pick Mery as bassist?
Because she is a girl. We would like to mention about same gender-level, that girls could rockin too. Then we asked our friends, is there any girl could play guitar? Finally we met Mery, she willing to play bass, willing to learn. Then we told Mery to learn, slowly. At least she have the talent, she have constant tempo. Previously we ever stuck, because Mery’s skill is not growing, we told Mery, how was it, we set too seek another bassist, then we try again, and it’s work. Mery’s skill was going up and up.

It’s been a hard situation at that time?
Actually yes. Mery couldn’t stick to our play, instead we told her to practice twice a week. Mery’s bass is Drain’s property, he willing to hand the bass to Mery’s place. Mery been just in this bands and musical-scene-world very recently. That time, is where Matta band show up, she likes to humming on Matta bands song, so we thought she needs much references. Finally she has Placebo, Smashing Pumpkins, she accepts that, then it’s cool. At our first gig, Mery’s costume was very awful, you would disgusted to see it. But now she is an idol for those boys. Metamorphosis.

Okay, what is your future expectation on Hi Mom!?
Could be accepted widely. We hope Hi Mom! could be better form day to day.

Thanks Hi Mom! please if you have some words to make….
Success for Mellon, we support you..


*Interview by : Jay & Reno
*Words and translate by : Jay


Salah satu yang wajib anda unduh saudara-saudara, kompilasi MUSIC BEYOND NO BORDER VOL.2 very worth it untuk menghabiskan bandwidth anda. Dijejali tembang-tembang mantap dari musisi kalap semacam Southern Beach Terror, J. Irwin (also known playing in Bangkutaman), Sungsang Lebam Telak, dan masih banyak lainnya yang wajib disimak. Wajib!

Menyuguhkan bermacam genre, beyond no border! Just like its title. Southern Beach Terror dengan psychedelic rock instrumentalis diselingi beberapa teriakan dibelakang, Disambut Nervous Breakdown yang trashy, lalu tiba-tiba saja diselingi indie pop berbalut nuansa rock dari J. Irwin. Masih ada free jazz yang main seenaknya, tapi percayalah, ini komposisi yang dimainkan dengan sangat baik oleh Sungsang Lebam Telak. Risky Summerbee and The Honeythief akan membuat adiksi dengan melodi sepanjang lagunya. Bla Bla Blast menceriakan hidupmu dengan death metal bernuansa chiptune. Shorthand Phonetics juga perlu di waspadai dengan permainan piano tunggalnya yang senantiasa menancap di kepala.

Segara download kompilasi, lalu sebarkan seluas-luasnya kedalam komputer teman-temanmu. Unduh dan sebarkan sebanyak-banyak karya pahlawan-pahlawan lokal ini. Tapi jangan mendulang keuntungan finansial pribadi dari rilisan netlabel ini.

Cek secara berkala ke Mellon Zine Online ini atau langsung cek ke www.yesnowave.com untuk berita dan rilisan terbaru. (Psssttt... Beberapa rilisan lainnya tersedia di situs Yes No Wave, cek aja!)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
This is a must-download folks! Music Beyond No border Vol.2, a compilation, very worth it to kill your bandwidth. Contain excellent tracks from great musicians such as Southern Beach Terror, J. Irwin (also known playing in Bangkutaman), Sungsang Lebam Telak, and much more, you must listen! Must!

Presents many kind of genre, beyond no border! Just like its title. Southern Beach Terror with their psychedelic rock instrumentalist and some background screaming, then there is a trashy Nervous Breakdown. Next there is some indie pop with rock taste in it from J. Irwin, and then a free jazz playing all around by Sungsang Lebam Telak. Believe me, it's a composition played by them. Risky Summerbee and The Honeythief is addictive with its melody along the song. Bla Bla Blast brighten your life with their chiptuned death metal. Shorthand Phonetics need to be watched with the single piano playing that could stuck in your head easily.

Download this compilation now, and spread it to your friends PCs. But, don't take any financial profit for your own from this netlabel-released compilation.

Check to this www.mellonzine.com or directly to www.yesnowave.com for news and new releases. (Psssttt... some more releases is on Yes No Wave site, check it!)

MUSIC BEYOND NO BORDER VOL.2

Deskripsi (Yes No Wave)
Ini adalah kompilasi tahunan yang dirilis oleh Yes No Wave Music menampilkan beberapa band yang kami sukai. Beberapa diantaranya pernah dan akan kami rilis baik melalui Free Single Club maupun rilisan reguler. Pada volume 2 ini 60% diisi oleh musik cadas dengan ramuan yang hibridasi. Dari deathrock yg berbalut elektronik, kawin silang 8-bit dengan death metal, jangle pop bernuansa blues-rock, surf rock instrumentalis, drone metal, art rock, pop minimalis, metal malas nan suram, free jazz hingga lagu mars hooligan.

Kompilasi ini didedikasikan untuk teman kami seorang seniman muda berbakat, Andry Moch.

Track List:
01. Gravediggerb - Gravedigger 69   mp3 | ogg
02. Southern Beach Terror - Wild Seahorses    mp3 | ogg
03. Nervous Breakdown - Shure 5    mp3 | ogg
04. J. Irwin - Hymn For A Friend In The Sky (Radio-Edit)    mp3 | ogg
05. Sungsang Lebam Telak - Kecuali Mengenang Betismu, O Sembadra!    mp3 | ogg
06. Risky Summerbee & The Honeythief - I'm With You    mp3 | ogg
07. Bla Bla Blast! - Rediscovering Atlantis    mp3 | ogg
08. Serigala Jahanam - Astral Altar    mp3 | ogg
09. Evily Candy Machine - Side Of A Day    mp3 | ogg
10. Shorthand Phonetics - When Women Congregate    mp3 | ogg
10. JimboDivine - Merah    mp3 | ogg

Download Full Album!

Artwork


Karen O, vokalis grup idola saya asal New York, Yeah Yeah Yeahs, membentuk side project yang dinamakan Native Korean Rock. Baru saja menyelesaikan panggung pertamanya di Union Pool, Brooklyn pada 21 Juli kemarin. Brian Chase dan Nick Zinner dikabarkan datang juga melihat Karen O diantara para penonton.

Berbalut kostum pelaut dengan set panggung perahu dan beberapa gimmick berbau Korea ditata di panggung Native Korean Rock. Mereka memainkan musik ballads pop-rock, masih dengan gaya khas Karen O, dengan satu drum, satu gitar, satu cello dan dua biola. Lihat di YouTube untuk beberapa cuplikan penampilan Native Korean Rock.

Secara ringkas, musiknya memang tidak sehingar bingar Yeah Yeah Yeahs, tapi masih terdengar seperti set akustik dari Yeah Yeah Yeahs. Tidak terlalu baru. Memang terlalu dini untuk memberi penilaian, tunggu saja langkah selanjutnya dari Karen O dan Native Korean Rock-nya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karen O, the vocalist of the band that i love, Yeah Yeah Yeahs, formed a side project named Native Korean Rock. They just performed their first show at Union Pool, Brooklyn on July 21st. Brian Chase and Nick Zinner spotted there between the audiences to saw Karen O.

With sailor costumes and boat-decorated stage and some Korean gimmick on Native Korean Rock's stage. They play ballads pop-rock, still with Karen O style-like, played with one drum, one guitar, one cello and two violins. See some preview of their performances at YouTube.

As shortcut, their music is not as noisy as Yeah Yeah Yeahs, but still seems like an acoustic-set of Yeah Yeah Yeahs. Not so original. Instead it's too early to give a judge, just wait for Karen O and Native Korean Rock's next steps.

Native Korean Rock's Myspace here.

YouTube Video
Native Korean Rock - Day Go By
Native Korean Rock - OOO
Native Korean Rock - Comes The Night












*Written and Translated by : Jay


Efek Rumah Kaca yang terdiri dari Cholil (Vokal, Gitar) Adrian (Bass, Vokal) dan Akbar (Drum) sedang berada di kereta cepat kepopuleran berkat album pertama mereka yang banyak dipuji. Memang paduan musik pop yang kelam namun melodius dan lirik yang cerdas dan menggigit menjadikan band ini begitu cepat mencuri perhatian orang. Lagu "Cinta Melulu" seolah menjadi lagu perang bagi orang-orang yang merasa muak dengan musik Indonesia sekarang ini yang didominasi lagu cinta dangkal dan generik. Lagu "Di Udara" juga dengan mudah menjadi outstanding berkat tema berani yang di usung, pembunuhan Munir, aktivis pembela hak asasi manusia di Indonesia. Mungkin waktu berjalan begitu cepat bagi ERK, dan tidak tersisa lagi banyak waktu dengan kesibukkan mereka yang sedang mengerjakan album kedua sekarang ini. Menjadi terlihat wajar jika interview kali ini tidak dijawab dengan terlalu berpanjang-lebar. Straight to the point dan minim basa basi. Semoga album keduanya akan benar-benar bagus nantinya. So, enjoy!

Efek Rumah Kaca, bagaimana ceritanya sehingga bisa terbentuk band ini?
Kita terbentuk tahun 2001, saat itu masih berlima. Cholil belum main gitar, ada Hendra di gitar,Sita piano, Adrian bas, dan Akbar drum (personil terakhir yang masuk) Cholil dan Adrian teman satu SMA. Formasi ini tidak bertahan lama karena pada tahun 2003 Hendra dan Sita gak bisa gabung lagi karena kesibukan masing-masing, akhirnya kita tinggal bertiga, sebelumnya kita sempet pake beberapa nama untuk band ini ada, HUSH, SUPER EGO..Pemakaian nama ERK karena waktu itu kita mau manggung tapi belum punya nama, kita sepakat pake nama ERK dari judul lagu yang kita buat, itu tahun 2005.

Kenapa namanya Efek Rumah Kaca, kok bukan Efek Dopler, Efek Gitar atau Bursa Efek?
Tidak ada unsur yang filosofis, pemakaian nama ERK, benar-benar kita ambil langsung dari judul lagu yang kita buat dan Bin manajer kita juga mayakinkan bahwa itu nama yang unik, Kita setuju.

Kalian lumayan cepat meroket dan disegani di industri musik Indonesia, hanya dengan album perdana. Bagaimana perasaan kalian?
Kita gak pernah menyangka akan hal ini, malah dulu kita sempet mau simpen album ini karena kita nilai berat dan down tempo, tapi Bin manajer kita yang meyakinkan kita agar album ini tetap keluar.

ERK dikenal sebagai band dengan lirik yang cerdas dan lugas, bagaimana proses pembuatan lirik ERK? Siapa yang biasa membuat lirik?
Cholil yang paling banyak membuat lirik di album ini, Adrian juga ada.

Kalian menyentil soal pembunuhan Munir di lagu “Di Udara”, apakah kalian memang akan sering mengemukakan tema sosial politik seperti ini ke depannya? Kenapa?
Kita memang akan berusaha mengangkat tema-tema yang muncul di permukaan, keresahan, kesenangan apa saja yang kita pikir menarik untuk di angkat.

Bagaimana sebenarnya pendapat pribadi kalian mengenai sosok Munir?
Seorang yang jujur, rela berkorban untuk orang lain.. Pejuang hak asasi

Saya entah kenapa suka bagian “dan diabetes adalah sebuah proses yang alami” di lagu “Sebelah Mata”. Apa ada cerita di balik lagu ini? Darimana inspirasi lagu ini
Dari pengalaman pribadi.

Apa ERK akan merasa terbebani jika suatu waktu mencipta lagu bertema cinta, karena lagu “Cinta Melulu” begitu populer sekarang?
Kita tidak anti lagu cinta, di album ini kita juga berbicara cinta seperti lagu "Bukan Lawan Jenis" itu lagu cinta antara Gay dengan yang bukan Gay, ada lagu "Desember" tentang kesetiaan."jatuh cinta itu biasa saja”, Jadi kita tidak anti dengan tema cinta.

Kenapa lagu “Cinta Melulu” muncul? Apa ERK sudah terlalu muak dengan kondisi musik Indonesia sekarang?
Muak dengan kondisi musik sekarang mungkin sudah ada di benak dan kepala orang banyak, tapi kebetulan aja kita yang sepertinya lebih dulu membuat ke dalam lagu.. Iya ini memang lagu protes.

Menurut kalian, siapa band yang lagunya cinta melulu tapi bagus?
The Carpenters. Banyak lagu cintanya, tapi keren-keren.

Banyak media mengklaim ERK adalah penyelamat musik Indonesia. Tanggapan kalian?
Bingung hahaha… senang… gimana ya? Merasa aneh juga.

Teman saya ada yang bilang ERK adalah gabungan dari Radiohead dan Iwan Fals. Apa benar kedua musisi tersebut berpengaruh besar pada ERK? Sebenarnya siapa musisi yang paling berpengaruh bagi ERK?
Yap kita sama-sama suka Iwan Fals, Radiohead yang paling suka Cholill.. Tapi kita beda-beda sukanya, yang pasti kita suka dengan musik-musik dari era 70,80,90 baik luar atau Indonesia.

Bisa cerita sedikit tentang lagu “Hujan Jangan Marah”, apa yang sebenarnya mau disampaikan dari lagu ini?

Judul lagunya “Hujan Jangan Marah”. Lagu ini diciptakan Adrian saat banjir tahun 98 kalo gak salah, yah refleksi dari peristiwa saat itu. Memotret.

Apa kalian akan terus berdiri sebagai band yang bergerak di bidang sosial, politik dan penyelamatan lingkungan seperti sekarang? Kenapa?
Seperti keterangan di atas kita akan mencoba mengangkat banyak tema dalam pembuatan lagu.

Menurut saya lagu “Debu-Debu Beterbangan” cocok untuk soundtrack sinetron di bulan ramadhan. Menurut kalian? ;)
Itu memang lagu yang religius...soundtrack, boleh aja bila bermanfaat bagi semua orang

Menurut kabar burung, kalian sedang menyiapkan album kedua, yang kabarnya berjudul “Kamar Gelap”. Bisa di konfirmasi dan cerita sedikit mengenai album ini?
Album kedua masih dalam pengerjaan...Kamar Gelap sepertinya memang bakal jadi nama album kedua kita, Insya Allah

Menurut kalian, apa pencapaian tertinggi kalian sampai sekarang ini?
Alhamdullah akhirnya kita bisa punya album

Sebenarnya, siapa, atau pihak mana yang bisa menyelamatkan dunia musik Indonesia sekarang ini?
Harus banyak orang lah pastinya. Nggak bisa hanya satu orang atau satu pihak.

Mana yang menurut kalian lebih penting untuk sebuah band atau musisi, kualitas produksi rekaman atau kualitas produksi panggung?

Semuanya penting dan saling membantu..tapi yang lebih penting musisinya/produk-nya harus orisinil dan jujur, tidak pernah puas untuk menggali mencari yang terbaik.terus belajar dan membuka diri

Kalau bisa memilih, kalian ingin bisa jadi pengisi soundtrack di film yang seperti apa?
Apa saja, asal bagus

Apa visi dan harapan ERK ke depannya?
Terus berkarya, mudah-mudahan karya kita bisa bermanfaat buat banyak orang.

Kapan manggung ke Surabaya? Hehehe…
Kapan dong diundang ke sana?

Pesan dan kata-kata mutiara untuk pembaca Mellon Zine….
Jangan baca yang lain baca terus.. Mellon Zine he he he he uapik rek!!

Thanks ERK!
Sama-sama

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Efek Rumah Kaca is Cholil (Vocal, Guitar) Adrian (Bass, Vocal) and Akbar (Drum) is on fast-track-express-train heading to popularity, thanks to their first album that so much praised. Mixture of pop music yet gloomy and melodious with smart and biting lyrics made this band quickly stole peoples attention. The song "Cinta Melulu" seems to be war anthem for peoples who feel sick with nowadays Indonesian music that dominated by shallow-inferior and generic love song. The song "Di Udara" also easily been outstanding because its bold theme that telling about murder of Munir, Indonesian Human Right activist. Maybe time goes so fast for ERK, and there is less time left, because they are working on second album now. Make it seems natural if this interview not very long-answered. Straight to the point and less unimportant talks. Hopefully their second album will doing great. So, Enjoy!

Efek Rumah Kaca, how this band was formed?
We formed at 2001, at that time, we have five members. Cholil not yet play guitar, Hendra on guitar, Sita on piano, Adrian on bass and Akbar on drum (last player who join us) Cholil and Adrian is high school mate before. This formation not last long, in 2003 Hendra and Sita decide to out because their each busy activities, then there were three of us. Previously, we took several names for this band, such as HUSH, SUPER EGO. The name ERK taken just before one of our show, that time we’re not yet take a name for the band. We decide to took ERK from the title of our song, at 2005.


Why did you named it Efek Rumah Kaca?
There is no philosopher-thing on it, we just took it from our song, and Bin Harlan Boer- the manager, convinced us that the name is unique. We agreed, then.


You guys considered goes up quite fast and respectable in Indonesian music, only by first album. How does your feeling?
We never expect this, we ever thought to keep this album before, because we think it’s too advanced and down tempo, but Bin our manager convinced us to release this album.


ERK known as band with smart lyrics, how is the process in the making? Who made the lyrics?
Mostly Cholil who made the lyrics in this Album. Adrian also made some.

You talk about Munir murder in the song “Di Udara”, are you will be oftenly take social and political theme like this furthermore?
We’ll try to uplift issues that popping on the surface, restless, happiness, everything that we think is exciting to uplift.


What is your personal thought about Munir?
Somebody honest, willing to sacrifice for somebody else. Human-right fighter.


I don’t know why, I love the part “dan diabetes adalah sebuah proses yang alami” (eng: and diabetes is natural process) in the song “Sebelah Mata”. There is stories behind the song? Where do you get inspiration for that song?
From personal experience.


Will ERK feel burden, if sometime you make so-called love-theme song, because “Cinta Melulu” is so popular nowadays?
We’re not resistant with love song. In this album, we also talk about love like in “Bukan Lawan Jenis” love song between Gay and Straight. There is “Desember” about loyalty “Jatuh Cinta itu Biasa Saja” (eng: falling in love is ordinary). So, we’re not anti-love-theme.

Why did the song “Cinta Melulu” came up? Is ERK too fucked up with Indonesian music nowadays?
Fucked up with nowadays music may be many peoples already feel that in their mind. But, it’s just accidentally we came first to put it in a song. Yes, this is a protest song.


In your opinion, which band who sing love songs, but sounds great?
The Carpenters. A lot of love songs, but great.


Many journalist claim ERK is savior of Indonesian music. Your thought?
Confused. Hahaha….. Pleased… How to tell it, eh? Feels strange too…


Friends of mine call ERK as a mixture of Radiohead and Iwan Fals. Is that true those two musicians influenced ERK much? Actually which musicians influenced ERK mostly?
Yup, we love Iwan Fals, Cholil love Radiohead the most. But each of us have different taste of course, we listen to music from 70, 80 and 90 era, both international and Indonesia.


Can you tell us a bit about the song “Hujan Jangan Marah”, what are you trying to say in this song?
The song titled “Hujan Jangan Marah” (eng: Rain don’t angry). This song created by Adrian in 1998, when overflow rain disaster hit. It’s a reflection from the incident. Pictured it out.


Are you going to be standing still as a band who concern on social politic and environmental saving like now? Why?
Like we said before, we’ll try to uplift much theme in song-crafting.


I thought the song “Debu-Debu Beterbangan” is appropriate to be some TV-series soundtrack in ramadhan (month where Moslem-the most religion in Indonesia do a fasting). You thought?
It is a religious song…. Soundtrack, it’s okay if beneficial to everybody.


I heard that you work on second album now, titled “Kamar Gelap”. Can you confirm this and tell us a bit more about the album?
Second album still in process… Kamar Gelap seems to be putted as the title on second album. Hopefully.


What do you think is your highest achievement till today?
Thank God finally we got an album

Actually, who or which side that could save Indonesian music nowadays?
Must be much peoples of course. Can’t be a single person neither single side.


Which one do you think more important for a band or musician, records quality or show quality?
Both is important and help each other. But more important the musician or product itself must be original and honest, never satisfied enough to seek for the best. Keep learning and open-mind.

If you could pick, you would enter what kind of movie soundtrack?
Any movie, as long as it's a good one.


What is your vision and hope in the future?
Keep working, hopefully our works is helpful for much peoples.

When will you set a gig in Surabaya? Hahaha…
When will we invited there?

Words for readers?
Don’t read others, keep read Mellon Zine hehehehe it’s great!!

Thanks ERK!!
Your Welcome.


Contact Efek Rumah Kaca on their Myspace here!


*Interview, Words & Translate by : Jay

Jakarta Rock Parade adalah event yang memupuk harapan besar bagi pecinta musik rock di tanah air, plus menjadi harapan besar bagi band-band indie untuk dapat diakui lebih luas dengan bisa tampil di event besar dan bersama band internasional. Event yang terselenggara pada tanggal 11 – 13 Juli 2008 bertempat di Tennis Indoor & Outdoor Senayan, Jakarta ini banyak mendapat sorotan karena menampilkan line up yang cenderung berani. Dikarenakan tidak di back-up oleh band mainstream jago-jago panggung kelas nasional, namun lebih memilih dikerumuni band – band indie jagoan dari komunitas. Penyelenggara memilih jargon “LET’S MAKE HISTORY” pada acara yang mereka klaim sebagai biggest rock event di Indonesia ini.


Ditambah lagi terobosan menarik yang dilakukan dengan menampilkan band-band klasik Indonesia untuk tampil kembali dalam format reuni. Tentu saja kesempatan seperti ini jarang diperkirakan dan disuguhkan oleh promotor-promotor musik lainnya. Fans-fans dan pecinta rock dari generasi 60an sampai generasi 2000an tentu saja kegirangan menyambut kabar gembira ini. Bagaimana tidak, Andy Tielman (The Tielman Brothers), Roxx, Gypsi & Gang Pegangsaan, RumahSakit, El Pamas, Flowers, Netral dan PAS band yang akan tampil pada formasi reuni pasti akan merangsang adrenalin pecinta musik rock yang mungkin sudah menjadi awam dengan musik jaman sekarang. Dan anak jaman sekarang bisa menantikan pahlawan-pahlawannya dari luar negeri, sebut saja Yeah Yeah Yeahs, Dismember, BMX Bandits, hingga Mono akan didatangkan ke Indonesia. Belum lagi line-up lokal jagoan macam Naif, Sore, Seringai, Burgerkill, Efek Rumah Kaca, The S.I.G.I.T, Polyester Embassy, Bangku Taman, The Milo, Koil, Pure Saturday hingga satu-satunya perwakilan Surabaya, Vox.

Harapan boleh digantung setinggi gedung bertingkat, tapi kenyataan selalu membangunkan dan menyeret kita ke hadapan fakta. Acara belum berlangsung, kehadiran Yeah Yeah Yeahs dinyatakan batal. Padahal beberapa materi promosi sudah mencantumkan headline Yeah Yeah Yeahs. Beberapa hari kemudian giliran BMX Bandits, Silly Fools dan The Parlotones yang diumumkan batal datang ke Indonesia. Tentu saja hal ini menurunkan gairah calon penonton yang harus merogoh dompetnya hingga 200-400ribu setiap harinya untuk menyaksikan acara. Sampai disini segala sesuatunya masih tampak “meyakinkan”, hingga tibalah hari H penyelenggaraan acara.

Sehari setelah hari pertama, kekecewaan langsung menyeruak di berbagai hati penonton dan pecianta musik rock tanah air. Berbagai media dan forum di internet menyoroti betapa banyak band yang tidak jadi tampil, dan betapa berantakannya penyelenggaraan acara. Kabarnya banyak band lokal yang tidak jadi tampil karena masalah pelunasan fee. Berbagai forum dan milis di internet banyak menyoroti hal ini. Joseph dari Vox yang jadi tampil pada hari ketiga menduga memang ada masalah pada pelunasan fee “Saya sendiri kurang tahu, karena baru datang beberapa jam sebelum perform, tapi kabar dari teman-teman Vox dan band-band lain memang begitu adanya (banyak band belum dibayar). Sayang sekali.” ujarnya. Dihadapkan pada isu ini, Arian 13 yang bandnya, Seringai, tidak jadi tampil menyatakan hal itu bukanlah isu. Ketika ditanyai kenapa Seringai tidak jadi tampil, Arian menjawab “Karena sepertinya setelah surat kontrak ditandatangani, pihak promotor tidak menginginkan Seringai bermain. Tidak ada goodwill dari mereka sampai ke hari H.” Vox cukup beruntung karena berhasil ”melunaskan” beberapa saat sebelum manggung, ”Karena tim manajemen kami akhirnya sukses ‘melunaskan’ beberapa saat sebelum kita manggung hehe. Lagipula agak kurang rock kalo sudah jauh-jauh datang ke jakarta, tidak jadi manggung dan tidak dibayar pula. Kalo rumah kita di blok m mungkin enak, tinggal naik trans jakarta udah bisa pulang.” kata Joseph lagi.

Kondisi seperti ini terus berlanjut hingga hari terakhir penyelenggaraan. Penyelenggara tidak kuasa menahan gelombang pembatalan artis, imbasnya, banyak penonton harap-harap cemas menanti band kesayangan mereka tanpa kepastian tampil atau tidak. Pada kondisi seperti ini, untungnya penyelenggara masih bisa berbaik hati dengan mengembalikan sebagian uang pembayaran tiket yang sudah dibayarkan pada penonton yang masuk. Tentu saja kondisi seperti ini menjadikan Jakarta Rock Parade sebagai event yang sepi dikunjungi penonton, karena ketidakjelasan acara. Mahalnya harga tiket menjadi salah satu kambing hitam pada isu sepinya penonton yang hadir. “Tiket menjadi mahal karena banyak pengisi acara yang cancel, jadi calon crowd sudah malas duluan.” kata Arian mengomentari harga tiket yang dirasa kemahalan. Apa memang penonton di Indonesia belum siap untuk event semacam ini? “Sangat siap sebenarnya. Orang indonesia sebenarnya lebih butuh festival rock daripada agresifitasnya tak tersalurkan. Yang ada nanti malah lempar-lempar di stadion, bakar-bakar pas demo dan bom-boman di tempat wisata. Cuma, siap atau tidak membayar 400 ribu perhari itu perkara lain lagi. Ini kan festival rock, bukan jazz.” ujar Joseph.


Beruntunglah bagi yang sempat menyaksikan penampilan Mono, Dismember, El Pamas dan “sedikit” band lainnya lagi. Efek Rumah Kaca juga menjadi salah satu band yang jadi tampil, walaupun tanpa check sound, “Kita satu-satunya band yang gak check sound jadi langsung main.. Terimakasih buat Iman "ZATPP" dan Adrian Adiutomo udah mau tampil bareng,di lagu "Jangan Bakar Buku” dan "Di Udara” kata pihak Efek Rumah Kaca. Penampilan band-band tadi mungkin bisa menjadi sedikit pelipur lara bagi penonton yang sudah hadir, juga bagi penyelenggara.

Sebenarnya apa yang salah pada Jakarta Rock Parade? Secara singkat, orang pasti akan mudah menuding penyelenggara kurang mampu menyelenggarakan acara sebesar ini. “Ah, memang promotor tidak serius saja membuat sebuah event.” ujar Arian mengemukakan pendapatnya. Beberapa pihak masih menyimpan sedikit salutation untuk penyelenggara karena “berhasil” menyelenggarakan sampai hari ke 3, dan keberaniannya mengusung konsep yang berbeda. Ketidakberadaan sponsor juga menjadi salah satu aspek inferior bagi penyelenggara. “Ya itu tadi, kalau tidak ada sponsor gede yang membackup masalah dana, terus band-bandnya mau dibayar pake apa. Ini kan bukan acara friends-rock (gratisan-komunitas-persahabatan)” kata Joseph. Sebenarnya memang kurang bijaksana ketika mengandalkan pendapatan tiket untuk menutup pengeluaran penyelenggaraan sebuah event.

Secara satir banyak pihak menyatakan penyelenggara sukses membuat sejarah (“LET’S MAKE HISTORY”) tapi pada konteks yang berkebalikan. Imbasnya memang beragam. Secara gamblang, mungkin promotor lain akan merasa ragu jika berencana menyelenggarakan konsep serupa di kemudian hari. Band luar negeri bisa jadi akan menganggap Indonesia bukan venue yang layak dikunjungi jauh-jauh. Band lokal menjadi ragu-ragu ketika ada konsep serupa di kemudian hari. Pihak sponsor bisa jadi enggan mengucurkan bantuan untuk acara serupa. Tapi, penikmat musik rock, dan pencinta musik yang menjadi head line di Jakarta Rock Parade kemarin tidak akan pernah surut gairah untuk menyaksikan band kesayangannya. Banyak orang merasa menyesal tidak bisa menyaksikan Mono secara langsung, yang memang banyak dilaporkan tampil menawan. Beribu-ribu orang pasti masih sangat kebelet menyaksikan Yeah Yeah Yeahs secara langsung. Kesempatan menyaksikan BMX Bandits akan masih menjadi kesempatan yang ditunggu-tunggu oleh publik tanah air. Koil, Pure Saturday, The Milo, Rumah Sakit, Fable, Seringai, Efek Rumah Kaca, Naif, Sore, Lull, Lain, Tengkorak dan lainnya dalam satu panggung? Pasti akan menjadi sangat masif sekali bung! I’ll beg for that to be held in my town!

So, rock can’t die here. Rock tetap menjalar dalam darah orang Indonesia. Merantak dan menyebar dalam segala sub-sub nya dan terus berkembang biak disini. Terserah apa imbas dari acara ini. Bendera rock masih tetap berkibar di kemudian hari. Tomorrow must be better than today. Cheers!

Written by : Jay
From several sources 
Images taken from  : www.jakartarockparade.com and
http://wastedrockers.wordpress.com
credit respectfully goes for them.


*Postingan ini sengaja tidak di alih-bahasa kan ke bahasa Inggris.

Vox menjadi salah satu band yang jadi tampil di Jakarta Rock Parade. Apa yang terjadi disana? Simak apa kata Joseph di bawah ini.

Hi Joseph, gimana panggung Vox di JRP kemarin?
alhamdullilah puji tuhan, lancar-lancar saja. Crowdnya cukup ramai dan apresiatif. Oh ya , dan lunas hehe

Banyak laporan negatif mengenai JRP, sebenarnya gimana kondisi sebenarnya di lapangan menurut sudut pandang performer seperti anda?
Kalo performer ya tugasnya perform, bukan mengkritisi. Asal urusan stage beres, manajemen bilang naik, ya kita naik aja. Sound dan lighting di stage indoor tempat kita main lumayan oke kok hehe

Isu-nya banyak band yang belum dibayar sampai gak jadi tampil, benar?
Sepertinya benar. Saya sendiri kurang tahu, karena baru datang beberapa jam sebelum perform, tapi kabar dari teman-teman vox dan band-band lain memang begitu adanya.sayang sekali.

Vox sendiri, kenapa akhirnya jadi tampil? apa memang tidak ada masalah?
Karena tim manajemen kami akhirnya sukses ‘melunaskan’ beberapa saat sebelum kita manggung hehe. Lagipula agak kurang rock kalo sudah jauh-jauh datang ke jakarta, tidak jadi manggung dan tidak dibayar pula. Kalo rumah kita di blok m mungkin enak, tinggal naik trans jakarta udah bisa pulang.

Secara keseluruhan, apakah anda sendiri puas atau kecewa sudah bisa tampil di JRP?
Yaaa, cukup puas lah. bisa mewakili Surabaya di event yang mengandung kata rock parade. Kekecewaan terbesar mungkin karena tidak bisa melihat band-band yang harusnya perform namun batal karena masalah-masalah itu tadi.

Kalo menurut anda, apa yang bikin acara yang secara konsep sebenarnya keren ini, bisa jadi berantakan begini?
Duit. Masalah di kota besar kan tidak jauh-jauh dari duit haha.

Apakah orang Indonesia memang belum siap dengan festival rock seperti yang diusung JRP?
Sangat siap sebenarnya. Orang indonesia sebenarnya lebih butuh festival rock daripada agresifitasnya tak tersalurkan. Yang ada nanti malah lempar-lempar di stadion, bakar-bakar pas demo dan bom-boman di tempat wisata. Cuma siap tidak membayar 400 ribu perhari itu perkara lain lagi. Ini kan festival rock, bukan jazz.

Apakah benar kalo dibilang, panitia JRP tidak cukup berkapasitas untuk menyelenggarakan acara sebesar JRP?
Sebenarnya cukup berkapasitas kalau saya lihat. Cuma ya itu tadi, kalau tidak ada sponsor gede yang membackup masalah dana, trus band-bandnya mau dibayar pake apa. Ini kan bukan acara friends-rock (gratisan-komunitas-persahabatan)

Menurut anda, apa sisi baik yang bisa ditemukan dari JRP kemarin?
Kami bisa maen di panggung tennis indoor yang dipakai Suede, Ash sampe Bjork hehehe. Oh ya, dan dapet ID gratis buat all access area.. trus menurut jumek (kru panggung Vox), mbak-mbak spg-nya Greensands cantik2.haha

Diluar segala keruwetannya, band apa yang performance-nya menurut anda keren di JRP ini?
Elpamas dan Flowers

Apakah acara seperti ini perlu diadakan lagi di kemudian hari?
Perlu. Gak ada yang salah dengan konsepnya. Cukup terpuji kok, Cuma ya dengan beberapa catatan itu tadi. Titipan kata mutiara dari Surabaya. Jer basuki mawa bea. Dan tiket 400-600 ribu itu bener-bener kurang rock, kecuali perekonomian kita sudah membaik.

Bagaimana harapan anda kalo ke depan bakal ada acara serupa?
Semua band dilunasi sesuai kontrak hahaha. Cari sponsor gede biar tiketnya bisa murah, trus ngundang Edane dan Devadata.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lain Joseph lain Arian 13 dari Seringai. Nampaknya Arian masih cukup geram dengan event ini. Seringai memang batal tampil. Simak sendiri apa kata Arian di bawah ini. 


Hi Arian, gimana kabar pasca JRP, history has been made?
Ya begitu saja. Pemenuhan kewajiban dari pihak promotor JRP sih masih diurus oleh manajemen Seringai.

Seringai kenapa gak jadi main?
Karena sepertinya setelah surat kontrak ditandatangani, pihak promotor tidak menginginkan Seringai bermain. Tidak ada goodwill dari mereka sampai ke hari H.

Isu-nya banyak band yang belum dibayar sampai gak jadi tampil, benar begitu?
Itu bukan isu.

Secara keseluruhan, anda sendiri puas atau kecewa sudah bisa terlibat di JRP?
Lebih ke sedih, karena di Kompas dan beberapa media, liputannya seperti tidak terlalu big deal, dan malah merembet tentang ‘bagaimana musik rock tidak menjual’. Bukan itu masalahnya.

Kalo menurut Arian, kenapa acara rock masif seperti ini bisa gagal?
Ah, memang promotor tidak serius saja membuat sebuah event.

Mungkin salah satu penyebabnya karena ga ada sponsor, tapi industri di Indonesia menurut Arian apakah sudah memungkinkan kalo kedepannya menjadi sponsor acara seperti ini?

Ya kalau nggak ada sponsor, kan bisa diundur, atau dibuat lebih kecil festivalnya. Nggak perlu sebesar yang tidak bisa di-handle.

Apakah orang Indonesia memang belum siap dengan festival rock seperti yang diusung JRP? Banyak yang bilang tiket kemahalan and so on…

Tiket menjadi mahal karena banyak pengisi acara yang cancel, jadi calon crowd sudah malas duluan.

Apakah panitia memang kurang mampu menghandle? apakah seperti cita-cita yang terlalu tinggi?
You think?

Kalo ada kesempatan mengeluarkan uneg-uneg pada panitia, apa yang akan Arian sampaikan?
Nggak ada. Kan sudah diurus manajemen, dan kita lihat saja sesuai dengan surat kontrak.

Menurut anda, apa sisi baik yang bisa ditemukan dari JRP kemarin?
Tidak tahu.

Diluar segala keruwetannya, band apa yang performance-nya menurut anda keren di JRP ini?
Mono dari Jepang. Sayang mainnya terlalu malam. El Pamas juga keren.

Apakah acara seperti ini perlu diadakan lagi di kemudian hari?
Terserah itu sih. Kalau bisa ya bagus, kalau dirasa tidak bisa mending jangan.

Bagaimana harapan anda kalo ke depan bakal ada acara serupa?
Gue nggak berekspektasi macam-macam, sebenarnya. Masih banyak acara lain juga kan. Dan jangan nunggu. Kalau mau bikin ya bikin saja. Tapi bikin yang bener.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

*Semoga segala sesuatu yang telah terjadi diluar sana bisa menjadi pelajaran pada semua pihak terkait langsung dan tidak langsung. Amin....

Interview and words: Jay


*Postingan ini sengaja tidak di alih-bahasa kan ke bahasa Inggris.

Albert Hammond Jr.
Genre : Indie Rock, Alternative
Based in : New York, US
Label : Rough Trade Records
Year : 2008
Rate : 8/10
Myspace






Ini adalah album penuh kedua dari gitaris The Strokes setelah album pertama Yours To Keep dirilis pada 2006. Dalam proyek solo-nya Albert Hammond Jr. membuat lagu, bergitar dan juga bernyanyi, yang entah disengaja atau tidak, gaya menyanyinya seolah malas-malasan seperti vokalisnya dalam The Strokes, Julian Casablanca. Walau demikian, song crafting skill dari Albert Hammond Jr. patutlah diacungi jempol. Aransemen yang dibuatnya memang terasa sedikit eksperimental, mungkin karena dia merasa lebih lepas di proyek solo-nya ini.

Beberapa lagu terasa sekali dibangun dengan pondasi permainan gitar Albert Hammond Jr. dengan rhythm khas-nya yang masih mengingatkan saya pada gaya permainannya di The Strokes. Sound yang dipilihnya pun masih sangat khas, distorsi yang scratchy ala garage, walaupun lagu yang ia bangun tidak lagi cocok disebut garage. The Boss Americana langsung menyodok perhatian begitu melantun di audio player. Kocokan gitar yang tegas, pendek-pendek dan seirama dengan gebukan drum menjadi daya tarik lagu ini. Picking gitar pada lagu ini juga saya rasa khas Albert Hammond Jr. Kemudian, lagu berjudul Rocket akan membuatmu terngiang-ngiang semalaman dengan nuansa psychedelic dan sound vocal yang dibuat agak mengambang, sedikit experimental.

Victory at Monterey juga menyuguhkan keunikan baru lagi, dengan verse yang plain, tiba-tiba mencolok di refrain. Spooky Couch lagi-lagi menjadi arena bereksperimen, dengan durasi 7 menit lebih dengan part berisi petikan-petikan gitar yang berulang-ulang sepanjang lagu tanpa vokal ini. Nuansa reggae dicampuradukkan dalam lagu Borrowed Time, terdengar melalui kocokan gitar putus-putus dan gebukan drumnya. He didn’t have such talent to sing in reggae although. G Up rasanya adalah lagu yang merepresentasikan musik yang paling sesuai untuk Albert Hammond Jr., lagu yang catchy dengan kocokkan gitar mendominasi lagu dan bass line yang driven, ditambah asupan denting piano yang memperkaya sound.

Albert Hammond Jr. memang sepertinya berupaya untuk bereksperimen dengan berbagai jenis musik, walaupun tidak terlalu jauh dari gaya khas dia sendiri. Beberapa lagu terdengar sangat menarik, namun ada juga yang terasa tidak cocok untuk Albert. However, this is his solo project, which he can make what he want to make, and he did it. Menarik juga untuk di koleksi die hard fans-nya The Strokes, buat bahan cerita-cerita, lumayan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
This is the second full album of The Strokes’s guitarist, after the first album Yours To Keep released in 2006. In his solo project, Albert Hammond Jr. creating song, playing guitar and also singing, that I don’t know if it’s a coincidence or not, his style of singing rather like lazy-rockish just like his vocalist in The Strokes, Julian Casablanca. Instead of that, song crafting skill by Albert Hammond Jr. deserved two thumbs up. Arrangement that he made indeed feels rather experimental, may be he feels much freely in his solo project.

Some tracks strongly seems like built based on guitar play. Albert Hammond Jr. still there with his characterized rhythm playing, that is reminds me of his guitar style in The Strokes. He still picked a very unique sound of his own, scratchy distortion that so-called garage, although songs he made are not well-suited again in garage term. The Boss Americana straightly stole my attention once played in my player. Strict guitar stroke, short and on the way together with the drum play being the excitement of this song. I thought guitar picking in this song also just so Albert Hammond Jr. Then track called Rocket gonna make your mind flowing with the tune all night, with psychedelic way and dreamy vocal sound, a little experimental.

Victory at Monterey presents another new unique, with a plain verse then straightly hook-up in refrain. Spooky Couch is the next experimental arena, 7 minutes long with guitar-picking part repeated all along in the whole this non-vocal song. Reggae tune put in mixture in Borrowed Time, as seen at stroked choppy guitar and drum beat. He didn’t have such talent to sing in reggae although. G Up is a song that represents must suited song for Albert Hammond Jr., a catchy song with guitar stroking in the whole song, driven bass-line and some piano click inside, enrich the sounds.

Albert Hammond Jr. is trying some experiments with some kind of music, although not very far from his recent style. Some tracks is very good, while some else seems does not for Albert Hammond Jr. However, this is his solo project, which he can make what he want to make, and he did it. Nice to collect this one if you are one of The Strokes die-hard fans, could be some stories with friends of yours, not bad. 


Review by : Jay

Track List
01. Bargain Of The Century
02. In My Room   *YouTube!*
03. Lisa
04. GFC   *YouTube!*
05. The Boss Americana
06. Rocket   *YouTube!*
07. Victory At Montery
08. You Won't Be Fooled By This
09. Spooky Couch
10. Borrowed Time   *YouTube!*
11. G Up   *YouTube!*
12. Miss Myrtle
13. Feed Me Jack, Or How I Learned To Stop Worrying And Love

Get it! Download!

This is Ivy League
Genre : Indie Pop, Pop, Folk
Based in : New York, US
Label : TwentySeven Records
Year : 2008
Rate : 8.5/10
Myspace






Duo Alex Suarez dan Ryland Blackinton yang bernaung di bawah nama This is Ivy League baru saja merilis self titled album. Album debut yang rasanya seperti dirilis oleh grup dari skandinavia daripada Amerika Serikat, hehehe. Dua sahabat ini membangun lagu-lagu dalam album perdana ini dengan pondasi berupa sapuan guitar rhythm yang mendominasi hampir di semua lagu. Tidak full akustik. Gitar elektrik masih menjadi salah satu senjata wajib untuk memperkaya ornamen lagu, walaupun pondasinya masih dari suara rhythm gitar akustik.

Hits mereka London Bridges mengalun dengan manisnya, dengan drum bertempo sedang bersama genjrengan senar dan bass-line sederhana bahu membahu membangun tempo. Viola mengalun renyah dan ringan dengan format simpel akustiknya, lagunya yang sederhana membuatnya enak didengar sembari berbaring. Intro dari Summer Chill sedikit mengingatkan saya pada Later the Sadest World Down punya Pure Saturday, hehehe, cuma intronya aja kok. Modern World dan Till the Day menghadirkan nuansa folk yang merdu tapi minimalis. Sesuatu yang sedikit berbeda ada di Vision of Tokyo. Mendadak saya teringat The Beach Boys begitu mendengar lagu ini. Nada yang dibangun dan pilihan iramanya seolah menambahkan The Beach Boys pada daftar influence mereka. Don’t Waste Your Love on Me menjadi track yang mudah diingat, cukup ber-power dengan gimmick melody yang sedikit psychedelic.

Pilihan yang bagus untuk didengar diantara CD-CD indie pop-mu yang berserakkan di meja belajar, plus yang ini sedikit bernuansa power pop. Go and get it kid!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Duo Alex Suarez and Ryland Blackinton under the name This is Ivy League just released their self titled album. Debut album that feels like released by Scandinavian group rather American, hahaha. Those two best friends built the songs in this first album based on guitar rhythm sweeping that dominated most in whole songs in this album. Not fully acoustic. Electric guitar still a must-there weapon to enrich the song ornament, despite the foundation still from the acoustic guitar rhythm sound.

Their hits, London Bridge swing sweet with middle-beat drum play altogether with jangling guitar string and simple bass-line hand-in-hand build the beat. Viola swing crunchy and light with simple acoustic format, the simplicity of this song made it joyful to listen while lie down on bed. Intro of Summer Chill remind me a bit of Later the Saddest World Down by Pure Saturday, hahaha, just the intro. Modern World and Till the Day present smooth folk yet minimalist. Something different came in Vision of Tokyo. It’s remind me of The Beach Boys tune when I hear it. Tune and beat selection just like add The Beach Boys on This is Ivy League’s list of influence. Don’t Waste Your Love on Me is an easy-to-catch track, more powerful, with a bit of psychedelic gimmick melody.

Good choice to listen this between your indie pop CDs, that all around on your desk, plus this one a little bit power pop in it. Go and get it kid!


Track List
01. The Richest Kids *YouTube!*
02. Love Is Impossible
03. London Bridges   *YouTube!*
04. Viola   
*YouTube!*
05. Celebration
06. An Introduction
07. A Summer Chill   *YouTube!*
08. Modern World  
*YouTube!*
09. Til The Day
10. Visions of Tokyo   *YouTube!*
11. Don’t Waste Your Love On Me

Get it! Download!

Mellon Zine just got some interview with Sweden indie pop band named Hari and Aino (H&A) that just released their first self titled album (review can be read here). H&A is Kristoffer Rengfors: Bass, Pontus Leander: Keyboards, Gunnar Jacobsson: Drums, Robert Klaesson: Lead Guitar, Andrea Dahlkild: Lead Vocals, and they play sweet melodious pop one. And Robert here for H&A answer silly question from Mellon Zine. Enjoy it kids!

Mellon Zine baru saja berhasil mewawancarai band indie pop asal Swedia yang bernama Hari and Aino (H&A), yang baru saja merilis self titled album debut mereka (review bisa dilihat disini). H&A adalah Kristoffer Rengfors: Bass, Pontus Leander: Keyboards, Gunnar Jacobsson: Drums, Robert Klaesson: Lead Guitar, Andrea Dahlkild: Lead Vocals, dan mereka memainkan musik pop yang sweet melodious one. Dan Robert disini mewakili H&A menjawab pertanyaan- pertanyaan sok tahu dari Mellon Zine. Enjoy it kids!

Hello Hari and Aino (H&A), how are you there?
Hi Mellon Zine, fine thank you! Its summer and everyone is on vacation from their boring daytime jobs right now so life´s good.

Hello Hari and Aino (H&A), gimana kabarnya?
Hi Mellon Zine, baik, terima kasih! Disini sedang musim panas dan setiap orang sedang berlibur dari pekerjaan hariannya yang membosankan sekarang, so life’s good.

So guys, can you tell us how did you met up and formed the band at the first time? When the band was formed?
The band as it is right now was formed some two years ago. Before that some of us used to play together in different constellations, but without really satisfying result- it was when Andrea finally joined on vocals that everything came to place and Hari and Aino became what it is today.

Jadi, bisa cerita sedikit gimana band ini terbentuk? Kapan terbentuknya?
Band ini terbentuk sekitar 2 tahun yang lalu. Sebelum itu beberapa dari kami biasa bermain bersama dalam kelompok yang berbeda, namun tanpa hasil yang memuaskan- akhirnya Andrea bergabung untuk mengisi vokal sehingga semua sudah pada tempatnya dan Hari and Aino menjadi seperti sekarang ini.

Is there any special cause in the band name “Hari and Aino” ?
Naah.. there is no special cause at all- we basically needed a name to put up songs on myspace- and we though it would be interesting to take a Japanese name and a Finnish one and combine these two together.. Hari and Aino!

Apakah ada sebab khusus pada penamaan band “Hari and Aino”?
Naah.. sama sekali gak ada sebab khusus- sebenarnya kita butuh nama untuk taruh lagu di Myspace- dan kami pikir akan menarik kalau memakai nama Jepang dan Finlandia yang digabungkan bersama.. Hari and Aino!

Most peoples will think it was the name of duo, is it happen like that in your environment?
Yeah we heard that around here too.. but it doesn't really matter- a duo or five people- we know what we are and the music is what is the important bit anyway.

Kebanyakan orang akan berpikir H&A adalah nama dari kelompok duet, apakah memang terjadi seperti itu di lingkungan kalian?
Yeah, kami mendengar itu juga disini.. tapi hal itu bukan masalah- dianggap duo atau lima orang- kami tahu siapa kami, dan musik itu sendirilah yang sebenarnya penting.

Your debut album is just out now, how do you guys rate your works? Satisfied enough?
approach is probably the only way for Its hard for us to rate our own music- and definitely so soon after we finished it and put it out, and since we do all the recording and sound-engineering our selves we have only ourselves to answer to, and this D-I-YHari and Aino to be what it is, at this point if we where to go in to a bigger studio and work with a producer we would probably sound completely different and its not even sure it would work out at all. So to answer your question i believe we are more than satisfied with our debut album-we have had every chance in the world to fiddle with both the song-writing and the mixing of the album, and this is what the five of us come up with.

Album perdana kalian baru saja keluar, bagaimana kalian menilai hasilnya? Apakah kalian cukup puas?
Susah bagi kami untuk menilai musik kami sendiri- apalagi segera setelah kami menyelesaikan dan merilisnya, dan karena kami melakukan rekaman dan sound engineering sendiri, dan kami sendiri yang harus menjawab pertanyaan tadi, dan pendekatan D-I-Y (Do It Yourself –Red) kemungkinan adalah satu-satunya cara bagi Hari and Aino untuk menjadi seperti ini, pada posisi seperti ini jika kami pergi ke studio yang lebih besar danbekerja dengan produser, bisa saja hasilnya sangat berbeda, dan kami tidak yakin bisa berjalan dengan baik. Jadi, untuk menjawab pertanyaan tadi, saya yakin kami lebih dari puas dengan debut album kami-dalam dunia seperti ini kami mendapat kesempatan untuk mengerjakan penulisan lagu dan mixing album sendiri, dan inilah hasil jerih payah kami berlima.

You build your song, most of the time by jangled guitar playing. Do you think jangle guitar style is still the main strength of indiepop (or main strength of H&A maybe)?
I guess we like a lot of style´s in terms of guitar-playing- and we switch around quite a lot when it comes to who´s playing guitar or bass, and the preferences might be slightly different depending on who you ask. We basically have a thing for melodies-jangly or not.

Kalian membuat lagu, sering kali dengan permainan genjrengan gitar. Apakah menurut kalian permainan gitar seperti itu adalah kekuatan utama indie pop (atau Hari dan Aino mungkin) ?
Saya rasa kami menyukai berbagai gaya permainan gitar dan kami sering kali bergantian siapa bermain gitar siapa bermain bas, dan preferensinya mungkin berbeda tergantung siapa yang ditanya. Pada dasarnya kami suka bermain melodi- jangly atau tidak.

Most of your song is have a joyful, fun, and positive feelings in it. Are you guys in the good mood almost the time? ;-) Or it’s your nature to make a joyful and fun song?
No of course the music we make isn't how we actually are as individuals all of the time- its not a goal of ours to make uplifting happy music- but we certainly feel good if we can cheer someone up with one of our songs.

Kebanyakan lagu kalian bernuansa menyenangkan, ceria dan positif. Apakah kalian selalu dalam mood yang baik? ;-) Atau memang kalian membuat lagu yang menyenangkan dan ceria secara alami?
Tidak, tentu saja musik yang kami buat bukanlah seperti apa kami secara individu sepanjang waktu- kami tidak bertujuan khusus untuk membuat musik yang menyenangkan- tapi kami pasti merasa gembira jika kami bisa membuat seseorang tersenyum dengan lagu kami.

I’m not yet focused to spot your lyrics, what are the lyrics telling about, mostly?
At the moment Andrea, who is writing all the lyrics, is stranded on an island without any Internet access so we cant get this particular question through to her. But its the usual i would imagine- thoughts and stories and some fictional from everyday life.

Saya belum benar-benar memperhatikan lirik lagu kalian, kebanyakan liriknya bercerita tentang apa?
Sekarang ini, Andrea, yang menulis semua liriknya, sedang berada di pulau tanpa akses internet. Jadi kami tidak bisa memberikan pertanyaan ini kepadanya. Tapi biasanya adalah tentang cerita dan gagasan dan beberapa fiksi dari kehidupan sehari-hari.

In “Finland” you guys sung “Finlaaannd..” so much. Do you like Finland?
We love Finland! for all the right reasons, and my mom is actually Finnish, which makes me, Robert, 50% Finnish. Sadly in Finland the general thought about Sweden isn't that good. We love Finland more than Finland loves us.

Dalam lagu “Finland” kalian menyanyikan “Finlaaannd…” berkali-kali. Apakah kalian suka Finlandia?
Kami menyukai Finlandia! Dengan segala alasannya, dan ibu saya adalah orang Finlandia, sehingga membuat saya, Robert, 50% Finlandia. Sayangnya di Finlandia pendapat umum mengenai Swedia tidak terlalu baik. Kami cinta Finlandia lebih dari Finlandia cinta kami.

You put a little bit disco/new-wave in the rhythm section, which bands or musicians that influenced you for this part?
Squeeze!

Kalian sedikit menambahkan unsur disco/new-wave pada irama kalian, band atau musisi mana yang mempengaruhi kalian pada bagian ini?

Squeeze!

If someone asked you about your genre, what genre will you call for your band?
We play music with a dedication for melodies..POP?

Jika seseorang bertanya genre apa yang kalian mainkan, genre apa yang akan kalian sebut?
Kami memainkan musik dengan dedikasi untuk melodi.. POP?

In general, what bands or musicians or artists that influencing H&A the most?
It’s hard to say of course since its five of us and everyone have their own preferences and musical-taste. We never really been about name-dropping of other bands to create music ourselves- we do the trial and error thing with our own music and everyone brings their personal taste and preferences in to that.

Secara umum, band atau musisi mana yang paling mempengaruhi H&A?
Susah untuk dikatakan, tentu saja karena kami berlima, dan setiap orang memiliki preferensinya dan selera musik sendiri-sendiri. Kami tidak pernah benar-benar berangkat dari sebuah band tertentu utnuk membuat musik kami sendiri- kami melakukan percobaan-percobaan dengan musik kami dan setiap orang membawa selera dan preferensi sendiri-sendiri kedalamnya.
Do you guys know anything about Indonesia? Any bands or music from Indonesia?
We basically know all the facts you can learn on Wikipedia etc, i don't think anyone in Hari and Aino ever visited Indonesia, my girlfriend had visited Bali and told me it was really lovely. As far as music/culture goes we have very little knowledge I'm afraid.

Kalian tahu sesuatu mengenai Indonesia? Band atau musik dari Indonesia?
Pada dasarnya kami mengetahui fakta yang bisa dipelajari di Wikipedia dan sebagainya, saya pikir belum seorang pun dari Hari and Aino yang pernah mengunjungi Indonesia. Pacar saya pernah mengunjungi Bali dan katanya disana sunguh indah. Mengenai budaya atau musik Indonesia, kami tidak terlalu banyak tahu.

Sweden considered as the main producer of indiepop/twee band in Europe (maybe the world), in your opinion, what made Sweden produced sooo much indiepop/twee artists?
If Sweden really is the main producer of pop music my personal opinion is two things, the long winter and Swedish folk music which is really catchy.

Swedia sering dikatakan sebagai pencipta utama band indiepop/twee di eropa (mungkin di dunia), menurut kalian, apa yang membuat Swedia begitu banyak mengeluarkan artis indiepop/twee?
Jika Swedia memang adalah produser utama musik pop, pendapat pribadi saya adalah dua hal, musim dingin yang panjang dan musik folk Swedia yang sangat catchy.

If H&A is a movie, what kind of movie it will be?
If Hari and Aino was a movie it would be a romantic horror comedy starring Meg Ryan and Gary Busey.

Jika H&A adalah sebuah film, film seperti apakah itu?
Jika Hari and Aino adalah film, maka filmnya adalah film komedi horror romantis yang dibintangi Meg Ryan dan Gary Busey.

If H&A is a beverage, what kind of beverage it will be?
If Hari and Aino was any kind of liquid it would be 80% stroh rum since we like to get drunk in this country.. and in this band too.. Luckily for us it's illegal in Sweden and therefore very hard to get by.

Jika H&A adalah sebuah minuman, minuman apakah itu?
Jika Hary and Aino adalah sejenis cairan, maka kami adalah 80% stroh rum- dimana kami suka minum-minum di Negara ini.. dan dalam band juga.. Untungnya bagi kami, hal itu illegal di Swedia, dan susah untuk mendapatkannya.

If you have the chance to perform in a stage with one of legendary musician, with whom do you want the most to perform with?
Kristoffer who plays the Bass in Hari and Aino was very keen on mentioning the American actor Steven Seagall who apparently plays Jimi Hendrix old Fender Jazzmaster in a blues/rock band in the states. I'm not really sure that goes for the whole band as far as legendary musician goes but personally i wouldn't mind be on the same stage as David Bowie- i would never dare to play a note- but in theory that would have been sort of nice

Jika kalian memiliki kesempatan tampil sepanggung dengan musisi legendaris, dengan siapa kalian paling ingin bermain?
Kristoffer yang bermain bass di Hari and Aino akan menyebutkan aktor Amerika Steven Seagall yang memainkan Fender Jazzmaster kuno Jimi Hendrix pada band blues/rock di US. Sebagai band saya tidak yakin dengan siapa kami ingin sepanggung, tapi secara pribadi saya tidak kebratan ada sepanggung dengan David Bowie- saya tidak akan takut untuk bermain- tapi hanya dalam teori, akan menyenangkan jika terjadi.

What do you think about “EMO” style lately?
I believe collectively in Hari and Aino we really don't have any opinion of EMO what so ever..

Apa pendapat kalian tentang gaya EMO belakangan ini?

Saya percaya Hari and Aino tidak punya opini tentang EMO what so ever…

Which one is your ideal show, mini stage outdoor in the summer, or large stage with heavy lighting and effect in a stadium?
Since we never tried the big stadium gig with big lights we have to say that one.. we try anything at least once! the small stages are quite familiar to us by now.

Yang mana yang paling ideal, panggung kecil outdoor pada musim panas, atau panggung besar dengan pencahayaan megah di stadion?
Karena kami belum pernah mencoba bermain di stadion besar dengan pencahayaan besar, kami akan memilih yang itu. Kami akan mencoba segalanya paling tidak sekali! Panggung kecil sucah cukup familiar dengan kami sekarang ini.

Thank you very much H&A, is there any last shout for readers and Indonesian?
Pop kids of the World Unite!

Terima kasih banyak H&A, ada kata-kata tambahan untuk pembaca dan Indonesia?
Anak-anak Pop seluruh dunia, bersatu!

Interview by : Jay
Translated by : Jay