Camera Obscura Going to Damn Held Concerts in Indonesia on March too! What the Fuck with March?!




Sayangnya menurut informasi, include dalam acara LA Lights Indiefest 2010, and that's a bad idea, i think... Hey we want single show with few bands open up the main show, not include those events!!!!! Hey, para promotor gigs, bikin side shooowwww!!!!!! Camera Obscura sekalinya dateng ke Indonesia, harus bisa yang puas dongg! Huh!

And hey everybody, you'll gonna fuckin tell me if they will be sideshows for Camera Obscura in Indonesia. A more prospective and proper show. Sigh. (Jay)



Camera Obscura Website
Camera Obscura Upcoming shows
LA Lights Indiefest Website

Kings Of Convenience and Jens Lekman Are Going to Held Concerts in Indonesia!




Hai para pecinta musik pop akustik ala Kings Of Convenience dan Jens Lekman. Bersiaplah untuk berhenti masturbasi dan bersiap untuk ejakulasi sesungguhnya dengan menyaksikan langsung didepan mata anda, bagaimana Kings Of Convenience dan Jens Lekman berbagi panggung dalam Soundshine 2010!

Tunggu apalagi, pesan tikeeetttttt!!!!! (Jay)

Click Play to Listen



Soundshine Website
Info on Deathrockstar
Forum on Kaskus

*Another review done by Dony Johansyah :D

"Three Words For This Album: Brilliant, Brilliant and Brilliant!"

Royksopp
Genre: Electronic Pop, Synth
Based in: Norway
Label: EMI
Year: 2009
Rate: 8.5/10
MySpace







Tiga kata untuk album ini: Brillian, brillian dan brillian! Meskipun saya tidak yakin jika album ini lebih baik dari Melody A.M. (2002) yang memenangi berbagai penghargaan, namun secara terpisah, album ini merupakan salah satu rilisan terbaik di tahun 2009. Dibuka oleh "Happy Up Here", album ini dengan cepat membuatmu merasakan atmosfer Röyksopp dari set audiomu. Röyksopp mampu menghidupkan momen-momen imajinatif yang bersemangat berkat melodi-melodi yang rancak, rasa tekno-futuristik, dan tidak seperti dua album sebelumnya, di album ini mereka juga memberikan sentuhan disko 80'an (kadang-kadang membuat saya teringat pada ABBA).

Seperti biasanya, Torbjørn Brundtland dan Svein Berge melibatkan beberapa artis untuk mengisi vokal dan dalam album ini mereka melibatkan Robyn dalam "Happy Up Here", Lykke Li dalam "Miss It So Much", Karin Dreijer-Andersson dari The Knife dalam "This Must Be It" dan "Tricky Tricky", dan Anneli Drecker dalam "Vision One", "You Don’t Have A Clue" dan "True To Life". Album ini merupakan sebuah comeback yang hebat dari para jamur asab (artian secara literal dari Röyksopp), dan 2009 seakan adalah tahun comeback dari "The Bergen's Wave". Secara keseluruhan, saya memberi nilai 8.5 dari 10 untuk album ini dan album ini saya labeli "patut dicoba".

PS: Jika kamu merasa kalau lagu-lagunya terdengar aneh, coba dengarkan lagi untuk kali kedua, dan kamu akan sadar kalo nada-nada tertentu terus berputar-putar dikepala sepanjang hari. (Dony)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Three words for this album: Brilliant, brilliant and brilliant! Though I don't convince that this album could be better than their multi-award winning Melody A.M. (2001), but separately, this album is one of the greatest release in 2009. Opened by "Happy Up Here", the album quickly spread Röyksopp's atmosphere through your audio set. Röyksopp delivers a truly crafted energizing moments of imaginations in this album thanks to their eclectic melodies, futuristic techno flavour, and unlike their previous album, this one also gives a touch of classic 80's disco feeling (sometimes reminds me to ABBA).

As usual, Torbjørn Brundtland and Svein Berge features several artist in their album and in this one they're featuring Robyn in "Happy Up Here", Lykke Li in "Miss It So Much", The Knife's Karin Dreijer-Andersson in "This Must Be It" and "Tricky Tricky", and Anneli Drecker in "Vision One", "You Don’t Have A Clue" & "True To Life". This album surely a great comeback from the smoke mushroom (literal meaning of Röyksopp), and 2009 seems to be the comeback of "The Bergen's Wave" (at least for Röyksopp and Kings of Convenience). Overall, I give this album 8.5 out of 10 and I labelled this one as "worth to try".

PS: If you feel that the sounds a little bit odd, try it again for the second time, the you will realise some tunes playing in your mind and bugs
you for the rest of the day =D (Dony)



Click Play to Listen



Tracklist:
01. Happy Up Here
02. The Girl And The Robot
03. Vision One
04. This Must Be It
05. Röyksopp Forever
06. Miss It So Much
07. Tricky Tricky
08. You Don't Have A Clue
09. Silver Cruiser
10. True To Life
11. It's What I Want

click readmore for full stories

Aksara Records Bubar! Udah Pada Tau Kan?!




Kaget juga, sekitar akhir taun 2009 kemarin, baca tweet dari SOREband yang menyatakan bubarnya aksara records disertai link ke website rolling stone magazine indonesia yg memberitakannya. Well, sudah sekitar setengah dekade, aksara records menyuplai telinga orang indonesia dengan musik musik berkualitas, daripada apa yang ditawarkan televisi dan radio arus utama di negeri ini.

Band band terhebat Indonesia dimunculkan albumnya oleh aksara records. Sebut saja Sore, White Shoes and The Couples Company, The Adams, Vox, The Brandals, belakangan tergabung juga Efek Rumah Kaca dan Goodnight Electric, dan masih banyak lainnya. Dengan memprioritaskan produksi musik bagus daripada produksi musik laris, tentu saja aksara records menjadi rumah bagi pemusik yang ingin mencetak musik mereka dengan produksi terbaik negeri ini melalui rilis album di aksara records.

Sayangnya Indonesia belum siap menyerap produk dari record label seperti aksara records. Effort produksi yang fantastis, tidak berbanding lurus dengan penyerapan pasarnya. Yah, negeri berbudaya copy paste mp3 ini memang telah memanfaatkan celah teknologi dengan begitu baiknya. Hingga penjualan album fisik (cd/cassete) menjadi mati di negeri ini. Sedangkan ranah baru, nada sambung/ring back tone masih dikuasai band dan penyanyi yang berseliweran di TV. Hukum alam tampaknya telah menggerus aksara records hingga jatuh terjungkal. Secara industri, aksara records mungkin sudah tidak feasible (baca: tidak menguntungkan secara hitung hitungan bisnis). Maka runtuhnya generasi aksara records sebenarnya mungkin memang sudah tinggal menunggu waktu saja.

Lantas, darimana kuping kuping yang sudah teracun generasi aksara akn mencari musik? Well, aksara memang salah satu record label dengan artis terbaik, namun bukan satu-satunya label seperti itu. Masih ada Fast Foward Records, Black Morse, Lil' Fish Records, Paviliun Records, Nagaswara (oops, did I mispelling something?) Dan banyak lainnya yang mungkin tidak terdeteksi radar. Oh jangan lupa masih ada juga netlabel macam Yes No Wave, Apokalip Webzine dengan Reload Your Stereo nya In My Room Records, 16Hole Record  bahkan Mellon Zine dengan MTDS nya :D.

Lagipula ada raksasa records, suksesor aksara records, walaupun belum kita ketahui juga bagaimana gebrakannya. Paling tidak ada nama David Tarigan, Aldo FIrmani dan Dono Firman disana, yang sebelumnya juga sama-sama terlibat di Aksara Records. Dan amunisinya sudah diisi oleh SORE dan Whiteshoes and the Couple Company, yay! Yah let's see.... Label keren tumbang, musisi tidak ikut tumbang. So, setelah beberapa tahun I should thanks to aksara records that had provided me with cool music :D (Jay)

*Written by: Jay


click readmore for full stories

this release came from France by email to jay@mellonzine.com
send your release to jay@mellonzine.com to get reviewed! yay!

"Raised the Mood of Shoegazing"

We Only Said 
Genre: Indie Rock/Post Rock/Shoegaze
Based in: France
Label: Range Ta Chambre
Year: 2009
Rate: 7.2/10
MySpace 
Download Sample Songs Here! 
Buy the album here or here or here 





We Only Said adalah sebuah band dari Perancis, yang memainkan musik post rock/indie rock bernuansa gelap, dalam dan disertai progresi drum yang menggelitik indera pendengaran. Setidaknya kesan itu tertangkap melalui album pertama mereka yang tidak diberi judul ini. Beranggotakan Florian Marzano, Cedric Moutier & Mathieu Languille, Mathias Prime, Matthieu Dehoux, Pierre Marolleau mereka menyuguhkan post rock yang cukup tenang, tidak rumit namun runtut untuk dinikmati.

Tidak bersenjatakan riff-riff berdistorsi tebal, suara gitar cenderung bersih dan membangun irama bersama dentingan piano di beberapa track. Isian vokal tidak melodius, namun membisik tak terlalu jelas, membangkitkan mood shoegazing. Isian drum selalu menjadi bagian favorit saya untuk band band sejenis ini, mengingatkan saya pada rilisan +/- (Plus Minus)  di album Xs On Your Eyes. Sedikit mengingatkan saya pula pada mood yang diberikan oleh Friday  di Sitting On Anything Cold.

Sebenarnya We Only Said menurut saya menyimpan potensi musik untuk digarap kearah orkestrasi yang lebih megah, spacey namun tetap shoegaze/post rock. Eksplorasi sound gitar dan keyboard/piano mungkin bisa menjadi variasi yang menarik dari track satu ke track lainnya. Karakter sound yang lebih "analog" pada gebukan drum disertai bebunyian simbal yang crashing akan menjadikannya lebih dashyat, setidaknya dalam imajinasi saya. Hehe..

This is what i only said about We Only Said. You could said yours. Download the three sample songs by follow the download link here :D

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Click Play Button to Listen



We Only Said is a band came from France, they playing post rock/indie rock music with deep, dark sound ambience and followed by tickling drum progression. At least, that's what i could said by listening to their first album, that is had no title on it. Member of the band are Florian Marzano, Cedric Moutier & Mathieu Languille, Mathias Prime, Matthieu Dehoux, Pierre Marolleau, and they deliver a well steady post rock, not too complicated, but harmonious to enjoy

Did not equiped with thick distortion guitar riffs, but came apparently clean on it. the guitar sound formed rhytm with piano on several tracks. Vocal section not melodiusly sang, but rather whispered and hummed, raised the mood of shoegazing. Drum filling in this kind of songs or bands always tend to be my favorite part, remind me of +/- (Plus Minus)  release of 2008 titled Xs On Your Eyes. Also it reminds me a bit of the ambience Friday's  had made with Sitting On Anything Cold.

Actually, IMHO, We Only Said got the potential to produce a more orchestration, spacey, but yet still a shoegaze/post rock music. Guitar and keyboard/piano sound exploration may could lead to a distinctive variance of each track. A more 'analog' sound of drum kick and punch, with crashing cymbal everywhere of it, may could make it even more deadly great. At least that's what i could found in my imagination :p Haha

This is what i only said about We Only Said. You could said yours. Download the three sample songs by follow the download link here :D


Tracklist
01. Our monochrome life
02. Driving my Car
03. Get Out Freakie
04. Go Rotten
05. Cheerful Girl
06. Your Drab Eyes
07. That Evening We Were Alone Together
08. Killjoy
09. Eighty-sixed
10. I Discover The Murder

Last FM : http://www.lastfm.fr/music/WE+ONLY+SAID
Myspace : www.myspace.com/weonlysaid
Facebook : http://www.facebook.com/pages/WE-ONLY-SAID/47241760479

click readmore for full stories

"Dimana kata jancok, jembut, taek, asu, rek, gatel bertebaran di setiap panel maupun sketsa yang tidak berpanel. Juga saat dolly, lokalisasi termasyur itu, menjadi setting favorit untuk diceritakan"

Kompilasi Komik Area 031
Artist: Kuro, Dwi, Broky, Pandu Dewantara, Eko Wahyudi, X-GO, Keywood, Tubagus Riski Darmawan, Celeng, Toro Elmar, Bambang Trisunu, Ican Harem, Imhal, Dimaz Ari prabowo, Mujadi Tani, Krisna Sahwono, Beni Soekendo, Anam, Abdoel Semute, Jowy, Ogre, Shamsul Arifin, Wawan Pinker, Yon Herdiantanto, Agung Kurniawan
Year: 2009
Publisher: Collective Publishing by the Artists & etc
How To Get: contact Tinta to: anithasilvia@gmail.com phone 0856 4543 8964





Bayangkan sebuah kompilasi komik yang diklaim sebagai representasi kompilasi komik Surabaya. Dimana kata jancok, jembut, taek, asu, rek, gatel bertebaran di setiap panel maupun sketsa yang tidak berpanel. Juga saat dolly, lokalisasi termasyur itu, menjadi setting favorit untuk diceritakan. Makanan khas Surabaya, semanggi, lontong balap, kupang lontong, rujak cingur dan lainnya diceritakan oleh anak muda Surabaya lewat panel panel komiknya

Bertitelkan Area 031 (031 adalah kode area telepon untuk daerah Surabaya dan sekitarnya), kompilasi komik ini tidak hanya diisi oleh artist dari Surabaya saja, mereka juga mengundang artists dari kota lain untuk turut serta berkarya namun tetap dalam satu tema: Surabaya. Bertema Surabaya namun bukan berarti menjadi sebuah kampanye pariwisata untuk mendatangi dan berkunjung ke Surabaya. karena anak muda penggambar komik ini melihat Surabaya dari berbagai sudut, dan banyak yang menggambarkan kepenatan menjalani hidup di kota Surabaya. Konsumtifisme, korupsi, kapitalisme, prostitusi, budaya ikut-ikutan, krisis identitas, ketidakadilan di kaum bawah banyak disajikan secara sinis, kejam dan lugas (this is what you can expect from self-publishing book, no censor!).


Budaya-budaya khas di Surabaya, khususnya anak muda Surabaya juga disajikan dengan santai dan apa adanya dalam komik ini. kosakata 'jancok' dan 'cok' yang merupakan kata 'wajib' bagi orang Surabaya juga meluncur dengan santainya di panel panel tak tau aturan ini. Fenomena musik beserta tren-nya juga banyak muncul di komik ini, menarik untuk disimak. Beberapa tema radikal (amrozi dengan spiritualisme dan terorisme yang selalu terikat bahkan muncul disini), tema porno yang dekat di anak muda (terutama lelaki) tergambar dengan goresan yang lugas tanpa ragu. Beberapa artist tampil dengan goresan abstrak dan pesan yang ditampilkan melalui kata-kata yang tercoret di gambar abstrak (Kuro, Broky, Jowy, Krisna Sahwono dan lainnya). Bahkan one page artwork dan iklan iklan tersembunyi di kompilasi komik ini juga menarik untuk disimak (!). Favorit saya: Iklan Kul Benji yang memakai foto CHIKA (was a superhero porn Indonesian forum).

Setidaknya wujud cetak Kompilasi komik Area 031 ini adalah sebuah perjuangan dari kota pahlawan, untuk mendokumentasikan ada karya-karya gila dan tanpa batas dari anak muda Surabaya yang sudah tergilakan oleh kotanya sendiri, namun disisi lain, masih sangat mencintai kotanya sendiri. Inilah terjemahan masing-masing komikus atas tema yang diluncurkan sebelum pengerjaan komik ini: Surabaya. (Jay)

Review by: Jay


click readmore for full stories

Finest Surabaya's Ska-Reggae Group, released its first album!

"Good Melody Crafting in Produced a Song With a Catchy Brass Section Melody"


Heavy Monster 
Genre: Ska, Reggae, Rocksteady
Based in: Surabaya, Indonesia
Label: Fukyu Records
Year: 2009
Rate: 7.5/10







Finest ska group from Surabaya, finally released its album. Hehe, personally Heavy Monster adalah band favorit saya dari serentetan band yang berasal dari Surabaya. Memukau dengan konsistensi warna ska, mods, vespa dan reggae dalam berbagai penampilannya, juga dengan ramuan musik yg ramah ditelinga, menjadikan Heavy Monster layak dinanti albumnya.

Dikemas dalam tampilan ala amplop surat, yang tentu saja demi menyelaraskan dengan judul albumnya -"one message one love"-, cukup catchy untuk tetap stand up di jajaran CD jaman sekarang yang penampilannya sudah sangat macam-macam (refer to CD package for TIKA & the dissidents, Vincent Vega dll). Tapi tidak banyak lagu yang dikemas dalam sekeping CD didalam amplop ini. Hanya 6 lagu plus 1 hidden track. Cukup sayang, namun tidak lebih sayang daripada tidak ada album sama sekali, hai sayang.. ;)

Lagu jagoan dari album ini, masih jatuh pada lagu-lagu jagoan Heavy Monster di panggung. Seperti Dan Semua Indah, One Message One Love dan Paperboy. Dengan medium beat ska, alunan trompet yang memimpin garda melodi dan bagian chorus yang menyenangkan untuk dinyanyikan sambil bergoyang. "...Inilah Hidupkuuuuu..." teriakkan bersama di lagu Paperboy, haha :D Andai di lagu pembuka membawa suasana adem denan alunan nada yang santai ala reggae. Temukan sedikit nuansa rocksteady pada Body and Soul, yang menembus pada hidden track, Dan Semua Indah acoustic version.

Untuk sebuah jejak, album ini cukup menggambarkan apa yg dimiliki Heavy Monster, good melody crafting in produced a song with a catchy brass section melody. What i want more here is, more songs, more hits, more singable chorus, yeah practically i want more songs :D Dan jika boleh sedikit mengkritik, dengan perbaikan di seksi lirik, seharusnya bisa lebih melebur dengan nada yang dibangun. Contoh instan, pada lagu Paperboy, yang menceritakan tentang loper koran yang menjalankan tugasnya setiap pagi, tapi disampaikan dengan nada yang terlalu menderita yang sakral. yeah, i wish i could said it more clearly than that example :p anyway, congratulation for Heavy Monster! (Jay)


click readmore for full stories

Review done by Dony Johansyah, he enjoying Kings of Convenience so much, and another acoustic, jazz-jazzy tunes he could found.


"Going Back to Basic, Familiar Acoustic Sounds"


Genre: Indie Rock
Based in: Bergen, Norway
Label: Virgin
Year: 2009
Rate: 8/10
MySpace







Yippeeeeee, setelah 5 tahun, duo Kings of Convenience akhirnya merilis album baru mereka, Declaration of Dependence. Dalam Album ini, mereka kembali ke basic, nada-nada akustik seperti dalam "Quiet is The New Loud", (meskipun mungkin banyak fans yang masih merasa album ini tidak bisa dibandingkan dengan "Quiet is The New Loud"). Perbedaan dalam album ini dibandingkan dengan "Quiet Is The New Loud" adalah mereka menambahkan sedikit rasa Jazz dengan memasukkan instrumen kontra bass dalam beberapa track, seperti dalam "Boat Behind" "Me In You" dan "Mrs Cold". Bagi mereka yang menyukai "Quiet Is The new Loud", album ini akan terasa menyenangkan untuk didengar, tapi sebaliknya, mereka yang mengharapkan hadirnya beat-beat yang agak cepat seperti yang ada di track "I'd Rather Dance With You" atau "Love Is No Big Truth" di album "Riot On An Empty Street" akan menemukan kalau album ini terlalu "tenang".

Saya secara personal memberikan penilaian bagus pada album ini berkat "Mrs. Cold" dan "Boat Behind" yang memberikan warna baru bagi lagu-lagu dari Kings Of Convenience. "Freedom And Its Owner" dan "Me In You" juga sangat menarik untuk didengar karena memiliki lirik yang sangat tipikal Kings of Convenience yang memainkan kata-kata dengan cerdas beserta ungkapan-ungkapannya. Meski begitu saya harus mengakui bahwa beberapa track terasa "terlalu biasa". Agak susah bagi saya menyukai "Scars on Land" dan "My Ship Isn't Pretty", namun secara umum, saya sangat menyukai album ini. Saya beri 4 dari 5 bintang untuk album ini. BTW, ada rumor kalo mereka akan main ke Bandung sekitar bulan Maret 2010 dan tiketnya berkisar di harga Rp. 250.000. Kalo rumor ini benar, maka saya pasti akan kesana untuk nonton Erik dan Erlend. (Dony)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yippeee, after 5 years the duo of Kings of Convenience finally release a new album, Declaration of Dependence. In this album, they're going back to basic, familiar acoustic sounds like in “Quiet is the new loud” (Although i believe many fans will agree that this album still cannot be compared with "Quiet Is The New Loud". The difference is in this album they add a little taste of jazz with contra-bass sound in the track “Boat Behind”, “Me and You” and “Mrs. Cold”. For those who likes “Quite Is The New Loud”, this album will be truly enjoyable, but in the contrary, those who expect some fast beats similar to several “Riot On An Empty Street” tracks such as “I'd Rather Dance With You” or “Love is No Big Truth" will discover that this album is rather "tranquil".

I personally give a good rate to this album, thanks to "Mrs. Cold" and "Boat Behind" which are really adding new colors in the Kings of Convenience songs. "Freedom And Its Owner" and "Me In You" are also interesting to listen since it has a typical Kings of Convenience lyrics which plays smart words and idiomatic expressions. I have to admit that few tracks sounds "too ordinary". I can't get myself into on "Scars on Land" or "My Ship Isn't Pretty" but in general, I love this album. I give 4 of 5 stars to this. By the way, there are rumours that this duo will play at Bandung on March 2010 and the ticket will cost around Rp 250.000. If the rumours is true, then i will surely get my ass there to watch Erik and Erlend. (Dony)

Tracklist
01. 24-25
02. Mrs. Cold
03. Me In You
04. Boat Behind
05. Rule My World
06. My Ship Isn't Pretty
07. Renegade
08. Power Of Not Knowing
09. Peacetime Resistance
10. Freedom And Its Owner
11. Riot On An Empty Street
12. Second To Numb
13. Scars On Land

*Reviewed by: Dony
*Translated by: Dony


click readmore for full stories