HIGH with FRIDAY

"You'll Fuckin Regret It Because You've Missed This Magnificent Planetic, Spacey, Atmospheric Show of Friday!"

the digital flyer that bring me to Planetarium, TIM, Jakarta

Antusiasme saya sewaktu menghadiri acara ini sebenarnya lebih pada ingin melihat Friday berpanggung lagi setelah sekian lama. Sudah lama tidak ada kabar dari Friday, dan tiba-tiba ada digital flyer ini menyebar di Facebook. Kebetulan memang lagi liburan ke Jakarta, meluncurlah saya ke Planetarium untuk nonton Friday.

Saya datang telat dari jadwal yang seharusnya pukul 19:00 WIB, saya datang sudah lebih dari pukul 20:00 WIB. Untungnya orang di bagian ticketing bilang “baru mulai kok” ha! Walaupun sepertinya saya melewatkan monolog yang ada diawal dari Komisi Penanggulangan AIDS / KPA (yap, acara ini terselenggara berkat KPA juga, dimana Fiday menjadi salah satu wakil KPA juga sekarang). Saya belum pernah ke Planetarium, dan tidak ada gambaran seperti apa sih Planetarium yang akan digunakan gedung konser malam itu. Seketika ketika kain tirai hitam disibakkan, saya terkesima oleh Planetariumnya! Seakan masuk kedunia lain dengan hamparan langit malam yang luas, gugusan bintang, planet dan benda langit lainnya begitu dekat diatas kepala! Ruangan tertutup itu terasa seperti hamparan ruangan terbuka luas di malam hari yang penuh bintang berkilau beserta tebaran planet-planetnya! Sesaat kemudian antusiasme saya menjadi berlipat-lipat membayangkan Friday akan berpanggung di tempat sehebat ini!

againts high

Planetarium itu gelap, segelap gedung bioskop film horror. Dengan pendingin ruangan yang memadai, dan tempat duduk yang nyaman dan empuk. Bahkan di depan tempat Friday berpanggung juga tidak dihiasi penerangan. Sekedar agar Friday terlihat jelas. Penerangan hanya dari permainan visual kubah Planetarium dan menghasilkan tampilan siluet dari player-player Friday. Drum set Pit diatur menghadap serong kesamping, sehingga siluet Pit menggebuk drum terlihat dari samping, kemudian ada Komar di bas dengan gerakan-gerakan psychedelicnya, Bram pada vokal tetap dengan gaya cool-nya dan Guntur pada gitar masih dengan tekun menyayat gitarnya. Ditambah permainan Keyboard dari Mbenk yang atraktif di latar belakang. Sapuan proyektor ke kubah Planetarium menampilkan langit malam dengan butiran bintang-bintang, planet, benda langit, rasi bintang dan sesekali berganti setting menjadi langit sore yang memerah atau langit subuh yang membiru……

Dibuka dengan alunan intro yang langsung disusul dengan The Pocket Knife, hentakan iramanya langsung merangsang semangat, yeah sudah lama gak nonton Friday! Haha… Masih seperti biasanya, Friday berturut-turut membawakan lagu demi lagunya (Elses, Sitting on Anything Cold, Nobody Takes As Much As Interest In Their...) tanpa banyak basa-basi terucap dari Bram sang frontliner. What so importance then? Cukup menyenderkan kepala ke sandaran kursi yang nyaman, nikmati music live- Friday dengan ambience khas yang mereka bangun dan atmosfer planetarium yang atmosferik, langit luas angkasa, planet dan gugusan bintang.

Ruangan kubah planetarium memang bukan akustik yang sempurna, sound yang keluar dari panggung juga bukan yang paling prima. Namun hal ini tidak menjadi catatan cacat dari konser ini. Ketika lagu Turn dimainkan, Friday tetap membawa kembali nuansa EP Mind To Get Close beberapa tahun silam (Around 2003? CMIIW). Lalu ada single terbaru mereka Ku Bukan Aku yang mereka tulis lirik absurd-nya dalam Bahasa Indonesia –obsesi yang akhirnya terwujud, diakui oleh Friday dalam sesi interview singkat- sedikit berbeda disini, lebih dramatis dengan dominasi synth/keyboard di layer belakang, juga lebih terasa part-part dan sound alternative 90an, utamanya dibagian melodi diakhir lagu.

choir
photo source: wastedrockers

Puncaknya ada di Sinery. Lagu penutup dan ditutup oleh paduan suara dari SLTP Katolik Le Muel, Jakarta. Sukses membuat merinding bulu kuduk saya, mendengar suara anak-anak SMP ini berpadu ditengah gelapnya Planetarium dan melankolinya melodi lagu Sinery. Oh jangan lupa ada tamu yang ikut naik ke panggung, Tania dari Clover untuk turut bermain Keyboard. Show it’s over, players gather round in the center of the stage, applause, players giving their last honor to the audiences and this is the end of the magnificent planetic, spacey, atmospheric show of Friday! Salute! (Jay)

Songlist on show
01. intro
02. the pocket knife
03. elses
04. sitting on anything cold
05. nobody takes as much as interest in their...
06. turn
07. starts to over
08. ku bukan aku
09. sinery

Review by: Jay
Photo by: Several sources (Facebook, wastedrockers, etc)



-click readmore for full stories-

Related Articles | You must read these also



2 comments

  1. Lauretha Sudjono // August 26, 2009 at 12:23 PM  

    such a great review of mellonzine!
    Friday says a zillion thank's for coming.
    -Fr MINDANGEMENT-

    After a long collapse period of Friday, one of the Surabaya’s finest Ambient Shoegaze rock band ever had came up to the surface. Don’t blame it to them for not trusting their own city to held the ceremony, the city has discarded them by not viewing their enormous potential. Jakarta is the answer, they need someplace bigger to breed their enormous power.

    This gig is quite hypnotizing me… hmm no! it’s not a quite but a way much hypnotizing everyone who became the living witnesses of this ceremony.
    -lauretha-

  2. Kokoh Wardoyo A,H.P // August 29, 2009 at 2:36 AM  

    SYUIP tenan iki!!!
    Friday and Mellonzine syuip tenan!!!

Post a Comment